BMKG: Hal Biasa
Fenomena tersebut menurut BMKG adalah hal biasa. Melansir situs resmi BMKG, disebutkan bahwa fenomena hujan es biasanya terjadi dalam skala lokal.
Rentang terjadinya hujan es juga terbilang singkat, hanya beberapa menit saja. Saat hujan es turun, biasanya disertai dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat. Hujan es juga terjadi bersamaan dengan kilat atau petir dan angin kencang.
Fenomena terjadinya hujan es bisa dilihat saat masa transisi atau pancaroba musim. Baik dari musim kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya, dari musim hujan ke musim kemarau.
BACA JUGA:Catat, 6 Jenis Bansos yang Cair Bulan Ramadan Ini Hingga Idul Fitri 2023
Penyebab Hujan Es
Masih melansir dari situs resmi BMKG, terjadinya hujan es karena adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan. Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb).
Lebih lanjut, awan jenis Cumulonimbus memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut. Dari kondisi tersebut akhirnya butiran es di awan terbentuk.
BACA JUGA:Bansos 10 Kg Beras Cair Akhir Maret 2023, Jangan Sampai Terlewat, Ini Cara Cek Lewat HP
Indikasi Terjadinya Hujan Es
1. Sehari sebelum hujan es menggunyur, biasanya pada malam hari sebelumnya hingga berlanjut ke pagi hari, hawa terasa gerah dan panas
2. Adapun panas dan hawa yang terjadi sebelum terjadinya hujan es karena adanya radiasi matahari yang kuat. Sebagai perbandingannyq, perbedaan suhu udara terjadi dari pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C). Selain itu, cuaca sebelum terjadinya hujan es disertai kelembaban yang cukup tinggi dengan nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
3. Detik-detik terjadinya hujan es, tepatnya pada pukul 10.00 pagi terlihat awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis).