BACA JUGA:Khasiat Daun Pandan Ampuh untuk Menjaga Kesehatan Saraf, Begini Cara Mengolahnya
Sel akan menggunakan gen tersebut untuk menghasilkan protein lonjakan. Sistem kekebalan tubuh kamu kemudian akan mengenali protein ini sebagai benda asing dan menghasilkan antibodi serta mengaktifkan sel T (sel darah putih) untuk menyerangnya.
Jika kemudian, nantinya seseorang terpapar dengan virus SARS-CoV-2, sistem kekebalan akan mengenalinya dan siap untuk mempertahankan tubuh melawannya. Adenovirus dalam vaksin AstraZeneca tidak dapat bereproduksi dan tidak menyebabkan penyakit.
Untuk bisa mendapatkan perlindungan dari vaksin, kamu membutuhkan setidaknya dua dosis vaksin AstraZeneca. Dibutuhkan tiga pekan setelah mendapatkan dosis pertama untuk mulai bekerja.
Penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa perlindungan setelah dosis pertama berlangsung setidaknya selama 16 pekan. Diperlukan waktu 15 hari setelah mendapatkan dosis kedua untuk mendapatkan perlindungan terbaik.
BACA JUGA:Ini Khasiat Daun Pandan untuk Pria, Salah Satunya Bisa Mengatasi Lemah Syahwat
Setelah mendapatkan kedua dosis vaksin AstraZeneca, kebanyakan orang akan terlindungi dari virus.
Namun, hal yang mencengangkan, untuk pertama kalinya perusahaan farmasi AstraZeneca, mengakui adanya efek samping yang jarang terjadi dalam vaksin Covid-19 miliknya.
Pengakuan ini tercantum dalam dokumen pengadilan sehingga membuka jalan bagi pembayaran hukum senilai jutaan pound.
BACA JUGA:Asam Urat Kambuh? Coba Pakai Rebusan Serai, Begini Cara Membuat dan Aturan Minumnya
Vaksin AstraZeneca digugat karena menyebabkan kematian dan cedera serius, termasuk TTS – Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia. Sindrom ini menyebabkan orang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit darah rendah.
Pada saat itu, peluncuran vaksin Covid-19 AstraZeneca yang terburu-buru ini dikritik oleh banyak komunitas ilmiah. Muncul pertanyaan tentang seberapa aman pemberian vaksin yang terburu-buru.
BACA JUGA:Penderita Kolesterol Harus Tahu! Konsumsi Rebusan 7 Daun Ini, Dipercaya Bisa Sembuh
Tiga tahun kemudian, pertanyaan tersebut muncul kembali ketika AstraZeneca menghadapi gugatan class action atas klaim bahwa vaksinnya menyebabkan cedera serius atau kematian dalam puluhan kasus.
Dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi Inggris pada bulan Februari, raksasa farmasi tersebut mengaku bahwa vaksin COVID-19 buatannya dapat menyebabkan TTS. Namun kasus tersebut sangat jarang terjadi.