Seperti ada kereta loader yang bisa menampung 2.000 kubik batu bara untuk per jam pengangkutannya.Jika dilihat dari perhitungannya, tambang di kawasan Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini mampu memproduksi 1.700 ton batu bara berkualitas per jamnya.
Dengan demikian, dalam satu hari, tambang Tanjung Enim di Sumatera Selatan mampu memproduksi 40.000 ton batu bara berkualitas.Meski mampu memproduksi sekitar 40.000 pelet batubara berkualitas per hari, cadangan batubara di tambang Tanjung Enim di Sumatera Selatan berjumlah sekitar 6,36 m3.Selain itu, tambang Tanjung Enim di Sumatera Selatan memproduksi sekitar 1,59 juta ton batubara.
BACA JUGA:Surganya Sumber Daya Tambang, Sulawesi Selatan Simpan Harta Karun Emas Kelas Dunia, Ini Lokasinya
3. Meulaboh Aceh Barat
Meulaboh adalah sebuah kota di kabupaten Kaway XVI, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kawasan Meulaboh, Aceh Barat, memiliki tambang batubara 15 lapis dengan kedalaman sekitar 100 meter dan ketebalan sekitar 9,5 persen.
Jika dilihat dari hasil perhitungannya, setiap meter kedalamannya mampu menghasilkan cadangan batubara sekitar 500 juta ton.
Dengan itu, bahwa untuk di daerah Meulaboh yang terletak di Provinsi Aceh Barat ini bisa dikatakan bisa menghasilkan batu bara begitu cukup sangat besar.
Ini karena ada sekitar 500 juta cadangan dari batu bara di tambang yang ada di daerah Meulaboh, Aceh Barat tersebut.
Manfaat Batu Bara
Batu bara adalah jenis batuan sedimen yang terbentuk dari endapan organik, terutama sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami proses pengubahan menjadi karbon.
Batuan ini telah digunakan sebagai bahan bakar fosil yang paling banyak digunakan di seluruh dunia untuk menghasilkan energi dalam bentuk listrik, pemanasan, dan proses industri lainnya.
Umumnya batuan ini terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur, serta beberapa unsur lainnya seperti logam.
BACA JUGA:Ini 5 Daerah Penghasil Harta Karun Tambang Nikel Terbesar di Indonesia, Sulawesi Terdepan
Sebagai batuan sedimen, jenis batu ini telah terbentuk secara alami sejak 340 tahun yang lalu, dan populasinya semakin tipis seiring dengan penggunaannya yang terus meningkat dan tidak diimbangi dengan penyediaan ulang.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, batuan fosil ini telah lama digunakan sebagai bahan bakar dari banyak kegiatan yang dilakukan oleh manusia.