Indonesia Miliki Cadangan Harta Karun Emas Terbesar di Sulawesi, Ini Titik Lokasinya

Kamis 09-05-2024,06:23 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Purnama Sakti

Tambang emas berdampak negatif pada sumber air di sekitarnya. Umumnya, limbah beracun tambang mengandung bahan kimia berbahaya, yaitu arsenik, timbal (lead), air raksa (mercury), asam, sianida, serta produk sampingan minyak bumi (petroleum byproducts).

BACA JUGA:Meski Kaya Harta, 6 Zodiak Ini Tidak Suka Pamer Kekayaan dan Selalu Kerja Keras

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Earthworks, sekitar 180 juta ton limbah dibuang ke sungai, danau, dan laut oleh perusahaan tambang tiap tahun. Tak jarang, limbah tersebut mencemari saluran air yang biasa dikonsumsi penduduk setempat.

Air yang terkontaminasi disebut sebagai drainase asam tambang (AMD). Produk sampingan AMD mengontaminasi air minum, membuat merkuri dan logam berat masuk ke dalam rantai makanan, dan menyebabkan manusia serta hewan sakit, bahkan hingga beberapa generasi.

2. Proses heap leaching menghasilkan banyak limbah

Heap leaching adalah proses yang banyak digunakan oleh tambang emas. Caranya ialah dengan meneteskan larutan sianida melalui tumpukan bijih yang besar, mengutip dari Earthworks.

Kemudian, ditempatkan di kolam dan proses elektro-kimia pun dijalankan untuk mengekstraksi emas. Memang, metode ini hemat biaya, tetapi dengan konsekuensi 99,99 persen menjadi limbah.

BACA JUGA:Syarat dan Cara Pinjam KUR BNI 2024, Minimal Punya Usaha dan Pengajuan Bisa Secara Online

Yang tidak banyak orang ketahui, area penambangan emas dipenuhi tumpukan racun ini. Bahkan, ada yang tingginya mencapai 100 meter. Sedihnya, untuk memangkas biaya, perusahaan tambang emas seringkali sengaja meninggalkan tumpukan tersebut.

3. Mengancam kawasan konservasi

Industri pertambangan, tak terkecuali tambang emas, mengancam kawasan alam, termasuk kawasan lindung resmi dan wilayah konservasi.

Bahkan, hampir tiga perempat dari tambang yang aktif saat ini lokasinya tumpang tindih dengan kawasan konservasi. Aktivitas tambang adalah ancaman utama bagi keanekaragaman hayati.

4. Menyebabkan polusi merkuri

Merkuri sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Melansir Brilliant Earth, merkuri terbukti merusak jantung, ginjal, paru-paru, hati, usus besar, otak, serta sistem kekebalan tubuh.

BACA JUGA:Jangan Dibiarkan, Bisa Memicu Kebakaran! Seperti Ini Cara Mengecek Kebocoran Listrik di Rumah

Orang yang sering terpapar merkuri akan cepat lelah, mengalami penurunan berat badan, tremor, dan perubahan perilaku. Bahkan, pada anak-anak dan janin, paparan merkuri bisa mengganggu perkembangan neurologis.

Kategori :