Sumbar Berduka, 37 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang dan Lahar

Minggu 12-05-2024,23:37 WIB
Reporter : Novan Alqadri
Editor : ahmad afandi

BPBD setempat mencatat, ada beberapa sungai yang banjir lahar dingin, ada yang tidak. Yang bukan banjir lahar dingin di Rambatan, lalu di Pandai Sikek, terjadi karena debit air sungai tinggi. Hulu sungainya bukan di Gunung Marapi itu kalau Pandai Sikek.

Secara umum, banjir melanda lima kecamatan di Kabupaten Tanah Datar: Kecamatan X Koto, Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Lima Kaum, dan Kecamatan Sungai Tarab.

BACA JUGA:Ternyata Ini 4 Penyebab Banjir di Dubay, dari Turun Hujan Terlebat Setelah 75 Tahun Terakhir

Setidaknya 25 keluarga, 24 rumah, dan 12 jembatan yang terdampak, berdasarkan data terakhir BPBD Kabupaten Tanah Datar.

Hingga Minggu siang, fokus penanganan darurat adalah melakukan upaya pencarian dan pertolongan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, banjir yang terjadi sejak Sabtu malam itu, juga meninggalkan endapan lumpur yang cukup tinggi hingga mencapai betis orang dewasa. 

"Selain upaya pencarian dan pertolongan, tim gabungan pada hari ini juga berupaya melakukan pembersihan ruas jalan Batusangkar-Padang Panjang yang terdampak endapan lumpur," katanya.

Banjir juga melanda Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur di Kota Padang Panjang. 

BACA JUGA:Banjir Terparah di Lebong Sejak 1995, Transportasi Lumpuh, Ratusan Rumah dan Lahan Pertanian Terendam

Dua rumah di pinggir Sungai Sangkua hanyut, sedangkan tiga orang sempat hilang terbawa arus di Kota Padang Panjang. Satu dari tiga orang itu telah berhasil ditemukan dan diselamatkan.

Banjir Lahar Dingin April di Sumbar

Sepanjang enam bulan terakhir, banjir lahar telah terjadi sedikitnya tiga kali di sejumlah daerah di sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat. 

Misalnya, pada April 2024, delapan orang telah dilarikan ke rumah sakit akibat banjir yang diduga terjadi akibat curah hujan tinggi di kawasan Gunung Marapi yang tengah erupsi. Banjir tersebut mengakibatkan ruas jalan lintas Bukittinggi-Padang putus total dan merusak sawah warga.

BACA JUGA: Sungai Uram di Lebong Meluap, 2 Desa dan Pemakaman Umum Terendam Banjir

Dilansir dari berbagai sumber, banjir lahar yang di ikuti banjir bandang tersebut bahkan menyebabkan duka mendalam pada masyarakat yang terdampak.

Terkait dengan fenomena ini, pengamat Bencana dan Lingkungan, Universitas PGRI Sumatera Barat menjelaskan, bahwa lahar merupakan hasil pemindahan dari material vulkanik yang belum mengalami konsolidasi. Material seperti abu vulkanik dan piroklastik yang belum terkonsolidasi jika bercampur dengan air akanmeng hasilkan debris flow, yakni aliran massa, Pada dasarnya lahar terbagi menjadi dua jenis, lahar dingin atau lahar hujan dan lahar panas akibat erupsi. Kedua jenis lahar ini tentu berbahaya, namun lahar dingin lebih berbahaya karena antisipasinya yang sulit. Berbeda dengan lahar panas, terdapat beberapa jenis air yang dapat bercampur dengan material yang belum terkonsolidasi. Akibatnya, butiran material ini saling mendorong ketika bercampur sehingga terjadi lahar.

Kategori :