Maurice Bucaille mencatat bahwa pada bulan Juni tahun 1975, para penguasa tinggi di Mesir memberinya izin untuk memeriksa dan mengambil foto bagian-bagian tubuh Fir'aun yang ditemukan.
Maurice Bucaille (lahir 19 Juli 1920) merupakan seorang dokter bedah yang memulai karirnya pada tahun 1945 dengan spesialisasi dalam bidang gastroenterologi (pencernaan).
Pada tahun 1973, Bucaille diangkat sebagai dokter pribadi oleh Keluarga Raja Faisal dari Arab Saudi. Keberadaannya mencuat dalam penelitian tentang jasad Fir’aun ketika pada tahun 1974 ia diundang oleh Presiden Mesir, Anwar Sadat, untuk meneliti mumi Firaun yang tersimpan di Museum Kairo.
BACA JUGA:Seperti Ini Proses Pemakaman Jamaah Haji yang Meninggal di Tanah Suci dan Tata Cara Berziarah
Bucaille tertarik pada sebuah jasad mumi yang masih utuh, ditemukan di seberang Sungai Nil, tepatnya di Wadi el-Muluk, Luxor pada tahun 1986 oleh Loret dan sebelumnya telah dibuka perbannya oleh G. Elliot Smith, seperti yang tercatat dalam "The Royal Mummies" (1912).
Melihat ada yang tidak lazim dengan utuhnya jasad mumi Fir’aun bernama Merneptah, Bucaille mengajukan izin untuk membawa jasad tersebut ke Prancis untuk diteliti lebih lanjut.
Mumi tersebut kemudian diselidiki menggunakan metode radiografi, thorax, dan endoskopi, sehingga mendapatkan rincian setiap bagian tubuhnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tubuh mumi yang diduga sebagai Fir’aun itu, terdapat bekas garam yang tersebar di sekujur tubuhnya, sehingga ia terawetkan dengan lebih sempurna. Artinya, mumi tersebut diduga mati dalam keadaan tenggelam di laut.
BACA JUGA:Seperti Ini Proses Pemakaman Jamaah Haji yang Meninggal di Tanah Suci dan Tata Cara Berziarah
Maurice Bucaille, yang telah mendalami Al-Quran, terkejut dengan pesan eksplisit yang terdapat dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 90-92. Ayat tersebut mengisahkan tentang Fir'aun dan pengalamannya di laut, di mana Fir'aun hampir tenggelam dan pada saat itu mengakui ke-Esaan Allah.
Pesannya tentang keajaiban itu, khususnya tentang Fir'aun yang diselamatkan agar menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya, memberikan dampak yang mendalam pada Bucaille.
Beberapa sumber menyatakan bahwa setelah menemukan ayat-ayat ini, Bucaille menyatakan diri masuk Islam dan meninggalkan agamanya sebelumnya, Kristen.