1. Gunakan untuk kebutuhan tertentu saja
Tips yang pertama adalah menggunakan paylater untuk membeli kebutuhan tertentu saja.
Kebutuhan tertentu ini misalnya, kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak atau jika limit paylater kamu sudah jutaan rupiah, kamu bisa menggunakannya untuk membeli gawai elektronik yang dibutuhkan untuk bekerja.
BACA JUGA:DC Pinjol Datang ke Rumah? Jangan Panik, Coba Lakukan 7 Cara Ini untuk Menghadapinya
Hal ini tujuannya adalah untuk membatasi penggunaan metode pembayaran ini. Sebab dengan kemudahan pendaftaran dan penggunaan, ditakutkan pengguna akan menjadi lebih konsumtif di masa depan.
2. Gunakan satu aplikasi saja
Fitur paylater umumnya terintegrasi dengan aplikasi lain, seperti Tokopedia Paylater yang terintegrasi dengan Tokopedia.
Hal ini menimbulkan peluang pengguna untuk menggunakan dua atau lebih paylater dari aplikasi berbeda sekaligus. Apalagi proses pendaftarannya juga mudah.
Namun, penggunaan dua atau lebih paylater dalam satu kali waktu bisa membuat kesehatan keuangan terancam.
BACA JUGA:Peternak Ayam Wajib Coba, Ini 5 Cara Menghilangkan Bau dan Lalat di Kandang Ayam, Pasti Berhasil
Sebab, kamu harus membayar utang dari berbagai aplikasi sekaligus dan tentunya nilai utang tersebut akan semakin besar seiring dengan berjalannya waktu. Maka dari itu, gunakan satu aplikasi paylater saja.
3. Masukkan paylater dalam kategori utang
Pinjaman paylater sama halnya dengan pinjaman atau utang lainnya yang harus dilunasi. Maka dari itu, sebaiknya kamu memasukkan nominal pinjaman dari metode pembayaran ini ke dalam alokasi utang di setiap anggaran bulanan kamu.
Tujuannya adalah supaya kamu bisa terhindar dari rat race cycle atau hidup hanya dari gaji ke gaji.
Perlu diingat bahwasanya alokasi keuangan yang baik adalah 50%/30%/20%. 50% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk membayar tagihan dan utang dan 20% untuk ditabung dan diinvestasikan.
BACA JUGA:Hanya di Indonesia, Warga di Daerah Ini Rutin Setiap Tahun Bikin Kapal Pesiar