Vitamin A sebanyak itu dapat memenuhi kebutuhan sedikitnya 30 miliar orang per tahun dengan perhitungan rata-rata kebutuhan per orang sebesar 700 mcg retinol ekivalen per hari.
BACA JUGA:Ini Daftar 4 Tempat Terbaik untuk Gadai BPKB Motor, Dijamin Cepat Cair Tanpa Perlu Survei
Minyak makan merah yang sudah diresmikan ini memiliki beberapa perbedaan dari minyak goreng biasa. Berikut adalah perbedaan dari dua jenis minyak tersebut, yaitu:
1. Proses Penyulingan
Minyak makan merah selama proses produksi tidak melalui proses penyulingan. Proses ini berbeda dengan minyak goreng sawit biasa yang masih melalui proses penyulingan.
Pada minyak goreng sawit biasa, proses penyulingan masih dilakukan. Proses ini membuat minyak dicampurkan dengan asam fosfat dan soda kaustik yang menghilangkan asam lemak bebas sehingga memberikan konsistensi sabun pada minyak.
2. Dibuat dari kelapa sawit mentah
Mengacu ews.kemendag.go.id, minyak goreng merupakan minyak yang terbuat dari lemak hewan atau tumbuhan. Lemak tersebut dimurnikan dalam bentuk cairan pada suhu kamar yang disesuaikan dengan suhu ketika menggoreng makanan.
BACA JUGA:3 Risiko Gadai BKPB Motor, Kenali Konsekuensinya Dulu Sebelum Surat Kendaraan Anda Gadai
Minyak dari tumbuhan biasanya berasal dari kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, jagung, kedelai, zaitun, bunga matahari, dan kanola. Sementara itu, minyak goreng hewani terbuat dari tallow atau lemak sapi dan lard, lemak babi.
Bahan dasar ini berbeda dengan minyak makan merah yang hanya berasal dari minyak kelapa sawit mentah berwarna merah tua.
3. Lebih rendah kalori
Menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit, sebagaimana dikutip laman Kementerian Pertanian, minyak makan merah mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien.
BACA JUGA: Cara Mengetahui Suami Selingkuh Lewat Hp, Emak-emak Tinggal Instal 10 Aplikasi Ini
Kandungan tersebut terdiri dari karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene. Minyak makan merah juga berpotensi menjadi pangan fungsional, seperti bahan anti stunting.
Di sisi lain, minyak goreng biasa mengandung kalori dan lemak yang relatif tinggi. Mengacu WebMd, minyak goreng biasa mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang meningkatkan penyakit jantung.