Dalam tatanan masyarakatnya, pemimpin Suku Baduy disebut Pu’un, asisten pemimpin Suku Baduy disebut Jaro, dan pemimpin adat disebut Kejeroan.
BACA JUGA:Cerita Asal Usul Suku Pekal Kabupaten Bengkulu Utara, Tradisi dan Budaya Dipengaruhi 2 Budaya
Selain itu, masyarakat Suku Baduy sendiri dikenal memiliki kepercayaan Sunda Wiwitan. Tempat sembahyang umat Sunda Wiwitan adalah pamunjungan atau kabuyutan, yaitu tempat punden berundak yang biasanya terletak di bukit.
Sementara itu, masyarakat Suku Baduy menganut agama Sunda Wiwitan. Memuja arwah nenek moyang (animisme) yang dipengaruhi oleh agama hindu kuno.
BACA JUGA:Mengulik Asal Usul Suku Kaur, Tidak Boleh Menikah Semerge
Objek kepercayaan terpenting bagi masyarakat Baduy adalah arca Domas yang dianggap sebagai leluhur mereka. Arca sakral tersebut dipuja setahun sekali di tempat yang misterius dan dirahasiakan lokasinya.
Orang Baduy berziarah ke Arca Domas di bulan kelima. Namun, hanya puun (kedua adat) dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang termasuk ke dalam rombongan pemujaan tersebut.
BACA JUGA:Menyebar di Kawasan Bengkulu Selatan, Begini Asal Usul Suku Serawai, Tradisi Perkenalan Bujang Gadis
Masyarakat Baduy percaya bahwa jika arwah nenek moyang dihormati, dapat memberikan kekuatan lahir dan batin kepada keturunannya. Oleh sebab itu, pemujaan terhadap nenek moyang atau Arca Domas adalah peristiwa yang sakral.
Inti dari kepercayaan itu ialah pikukuh (ketentuan adat) yang mutlak dianut dalam kehidupan sehari–hari. Konsepnya adalah “Lojor heunteu menang dipotong, pèndèk heunteu menang disambung, kurang henteu menang ditambah, leuwih henteu menang dikurang”.
BACA JUGA:Sejarah Kerajaan di Bengkulu hingga Terbentuknya Aksara Suku Rejang, Ada Sejak Kapan?
Artinya, “yang panjang tidak boleh dipotong, yang pendek tidak boleh disambung, yang kurang tak boleh ditambah, yang lebih tak boleh dikurangi”.
Ketika salah satu masyarakat Baduy meninggal dunia, maka akan digelar perayaan bernama kapa paitan atau kapa pancenan. Perempuan Suku Baduy akan berkumpul di satu tempat untuk saling bergotong royong membantu keluarga yang ditinggalkan.
BACA JUGA:Mengenal Suku Rejang, Suku Tertua di Bumi Rafflesia yang Punya Tradisi Unik
Pemakaman dilaksanakan di ladang, sebab ladang merupakan bagian dari alam yang memenuhi konsep biogekimia aliran energi lama yang kelamaan menjadi penyubur tanaman. Konsep ini telah diterapkan oleh masayarakat Suku Baduy sejak dahulu.
BACA JUGA:Masih Diperdebatkan, Begini Sejarah Asal Suku Batak, Pertama kali Mendiami Danau Toba