NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - pemadaman-listrik Aceh Hingga Lampung dampak blackout Pulau Sumatera, Ini simulasi hitungan kompensasi PLN.
Pemadaman listrik secara total atau Blackout di Pulau Sumatra belum berakhir. Gara-gara, gardu induk transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) 275 KV Linggau-Lahat belum 100 persen normal.
BACA JUGA:PLN Umumkan Pemadaman Listrik di Aceh Hingga Lampung, Ini Jadwalnya
General Manager (GM) PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Selatan (Sumsel), Jambi dan Bengkulu, Adhi Herlambang menyebut akan ada pemadaman listrik saat beban puncak malam ini, Kamis (6/6/2024).
Ini sebagai upaya normalisasi kelistrikan di Pulau Sumatera.
"Nanti sekitar pukul 18.00 WIB-20.00 WIB waktu beban puncak akan ada potensi pemadaman listrik kembali," kata Adhi saat ditemui di Kantor PLN UID WS2JB, Kamis (6/6/2024).
Dijelaskan Adhi, meski jaringan sudah stabil dan normal 100% tapi masih ada potensi malam nanti yakni sekitar pukul 18.00-20.00 WIB terjadi pemadaman tapi skalanya tidak besar. Tidak seperti yang terjadi pada Selasa (4/6/2024) di mana pemadaman hingga 38 jam.
"Pemadaman ini terjadi karena semua pembangkit PLTU itu saat beban puncak masuk ke semua sistem jaringan di Sumatera. Jadi nanti listriknya padam merata se-Sumatera dari Aceh-Lampung," ungkapnya.
Menurut Adhi, pihaknya masih fokus menormalisasikan jaringan listrik ini. Karena itu akan terjadi pemadaman listrik sekitar 2 jam saat beban puncak malam ini.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Semua sistem sudah normal 100%," tegasnya.
Adhi menuturkan pemulihan gangguan kelistrikan yang terjadi pada jaringan transmisi di Sumatera Bagian Selatan, akibat adanya gangguan pada jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 275 kV Linggau-Lahat yang meluas hingga Aceh, Sumut, Riau dan Lampung per Kamis (6/6/2024) sekitar pukul 01.16 WIB sudah normal 100%.
"Untuk Sumsel normalnya pada pukul 01.02 WIB beda 14 menit dengan jaringan sistem se-Sumatera. Tapi hari ini semua sistem sudah normal 100%," tukasnya.
BACA JUGA:PLN Ungkap Penyebab Mati Listrik Total di Wilayah Sumatera, Adakah Kompensasi?