Soal Rupiah Tembus Rp 16.400 Per Dolar AS, Begini Respon Jokowi dan Gubernur BI

Minggu 16-06-2024,19:32 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Septi Widiyarti

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga memberikan tanggapannya terkait pelemahan nilai tukar rupiah. 

Menurutnya, pelemahan ini disebabkan oleh sentimen pelaku pasar keuangan terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat.

"Kan ekonomi AS membaik, pertumbuhannya bagus," kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat, 14 Juni 2024. 

BACA JUGA:Rincian Dana Desa Kabupaten Pesawaran 2024, Ada yang Dapat Alokasi di Atas Rp 1,5 Miliar?

Ia juga menyoroti bagaimana nilai tukar dolar memang tengah menguat dibandingkan dengan mata uang global, termasuk dari pasar negara berkembang.

Indeks dolar AS atau DXY pun telah naik ke angka 105,19 atau menguat 0,53% pada hari Kamis, 13 Juni 2024. "Terhadap berbagai mata uang lain juga dia (dolar AS) menguat, jadi itu gejala global," tutur Airlangga.

Presiden Jokowi juga turut memberikan pandangannya terkait tren pelemahan rupiah ini. Jokowi menegaskan bahwa nilai tukar rupiah di kisaran Rp 16.200-Rp 16.300 per dolar AS masih dalam kondisi yang baik. 

BACA JUGA:Jangan Sampai Salah! Ini 7 Perbedaan Haji dan Umrah yang Penting Dipahami

Ia mengakui bahwa ketidakpastian global menjadi salah satu pemicu pelemahan rupiah, namun menurutnya, semua negara juga mengalami tekanan yang sama.

"Ya, ketidakpastian global memang menghantui semua negara, tapi menurut saya kalau masih di angka Rp 16.200-Rp 16.300 masih posisi yang baik," ujar Jokowi pada acara Hari Ulang Tahun ke-52 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin, 10 Juni 2024 lalu.

Jokowi menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama pelemahan rupiah adalah dampak eksternal, yaitu inflasi di Amerika Serikat yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. 

BACA JUGA:Meroket, Harga Emas Terbaru di Pegadaian 16 Juni 2024 Tembus Segini

Inflasi di Amerika Serikat terus meningkat hingga mencapai 3,48%. Selain itu, kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) juga menjadi faktor yang berpengaruh. 

Pada awalnya, diperkirakan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada kuartal dua atau tiga tahun ini, namun hingga saat ini belum ada penurunan suku bunga yang terjadi.

Seiring dengan pernyataan Perry Warjiyo, langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia juga mendapat perhatian publik. Perry memastikan bahwa Bank Indonesia selalu siap untuk melakukan intervensi yang diperlukan guna menjaga stabilitas rupiah. 

BACA JUGA:Jelang Idul Adha 1445 H, Pemkot Serahkan 1 Ekor Sapi Kurban ke Keluarga Besar RBMG

Kategori :