Selain itu, Perry menyebutkan bahwa pemerintah dan pihak terkait terus bekerja sama dalam menjaga kondisi ekonomi dalam negeri agar tetap stabil. "Kami juga memastikan bahwa DHE SDA dikelola dengan baik sehingga pasokan dolar di dalam negeri tetap terjaga," tambah Perry.
Selain Perry dan Airlangga, sejumlah ekonom dan pakar keuangan juga memberikan pandangan mereka mengenai situasi ini.
Beberapa di antaranya menyatakan bahwa meskipun rupiah melemah, kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan masih cukup kuat.
BACA JUGA:Jelang Idul Adha 1445 H, Pemkot Serahkan 1 Ekor Sapi Kurban ke Keluarga Besar RBMG
Mereka menyoroti fundamental ekonomi yang masih terjaga dengan baik, seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang terkendali.
Namun, beberapa pakar juga mengingatkan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus waspada terhadap perkembangan global yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Faktor-faktor seperti kebijakan moneter di Amerika Serikat, kondisi geopolitik, serta perkembangan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama Indonesia, semuanya dapat berdampak pada nilai tukar rupiah.
BACA JUGA:DKP Pemprov Bengkulu Berbagi Ikan Bandeng, Ribuan Warga Kebagian
Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi dan peningkatan daya saing industri dalam negeri.
Menurut mereka, dengan memperkuat sektor-sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi, Indonesia dapat lebih tahan terhadap gejolak ekonomi global dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Secara keseluruhan, meskipun nilai tukar rupiah mengalami tekanan, berbagai pihak tetap optimis bahwa ekonomi Indonesia dapat mengatasi tantangan ini dengan baik.
Dengan langkah-langkah yang tepat dari pemerintah dan Bank Indonesia, serta dukungan dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan nilai tukar rupiah dapat kembali stabil dan ekonomi Indonesia terus tumbuh secara berkelanjutan.
Sheila Silvina