HKI juga menggunakan geotextile untuk melindungi pipa gas dari matahari.
Pelaksanaan pekerjaan di titik posisi pipa gas pun menggunakan box crossing dengan timbunan yang dilakukan dengan perhitungan teknis dan aspek safety yang matang.
Metode box crossing dengan treatment khusus yang melintasi pipa gas alam adalah metode pertama yang dilakukan dari seluruh Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Selain itu, HKI juga melakukan penanganan terhadap beberapa spot tanah lunak dengan prefabricated vertical drain (PVD), prefabricated horizontal drain (PHD), pile embankment, preloading, serta penggunaan pile slab.
"Kami mohon doa dan dukungan masyarakat agar pembangunan segmen Tanjung Pura - Pangkalan Brandan ini bisa segera kami selesaikan dengan baik," ucapnya.
BACA JUGA:Bengkulu-Palembang Lewat Tol Cuma Memakan Waktu 3 Jam, Ini Update Perkembangan Proyeknya
Hingga saat ini, HKI masih mengerjakan sejumlah proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) lainnya seperti Jalan Tol Padang - Sicincin, Junction Palembang-Indralaya, Jalan Tol Lingkar Pekanbaru, serta Jalan Tol Betung - Jambi Seksi 4.
HKI juga mengerjakan proyek Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area Jalan Tol Pekanbaru Dumai dan TIP Jalan Tol Bengkulu - Taba Penanjung. Untuk proyek non JTTS, HKI kini tengah mengerjakan proyek SMO Construction Services di PHR Riau, Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi Paket II, dan Jalan Tol Cikampek Selatan Paket 2A.
Sebagai catatan, untuk Provinsi Sumut sudah terhubung dengan beberapa ruas tol yaitu Tol Tebing Tinggi-Medan, Tol Medan-Binjai, Tol Binjai-Stabat, dan Tol Stabat - Kuala Bingai - Tanjung Pura. Sedangkan untuk Provinsi Aceh, baru terhubung Tol Sigli-Banda Aceh (Seulimeum-Blang Bintang).
Tol Palembang-Betung Tuntas 2025
PT Hutama Karya (Persero) akan menyelesaikan ruas Tol Palembang-Betung yang merupakan bagian dari Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung). Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengungkapkan proyek tersebut membutuhkan dana keseluruhan sebesar Rp 15,47 triliun.
Saat ini, perseroan membutuhkan dana tambahan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) tunai sebesar Rp 1 triliun.
Ia mengaku, sebelumnya telah menerima PMN 2024 sebesar Rp 13,42 triliun untuk membantu menyelesaikan ruas tol Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tersebut.
Nantinya, alokasi PMN yang sebesar Rp 1 triliun tersebut akan digunakan untuk meningkatkan struktur permodalan perseroan dalam rangka melakukan penugasan pengusahaan JTTS Palembang-Betung. Budi menjelaskan lebih jauh, keberadaan Tol Kapal Betung sangat penting dalam menyelesaikan backbone atau tulang punggung JTTS dari Bakauheni sampai dengan Jambi.