1. Balas Budi Terhadap Mantan Klub
Pekerjaan pertamanya di dunia kepelatihan terjadi pada 2005 setelah dipercaya menjadi asisten pelatih Miron Bleiberg di Queensland Roar FC.
Selama tiga tahun, Shin Tae-yong mengasah kemampuannya di dunia kepelatihan. Hingga pada 2008 tawaran datang dari mantan klubnya, Seongnam FC, untuk menjadi pelatih sementara.
Ini menjadi langkah awal Shin Tae-yong berkarier sebagai pelatih kepala. Nama besar yang dimiliki klub tak menjadi beban untuknya.
Dalam delapan laga, Shin Tae-yong berhasil mempersembahkan empat kemenangan, sekali imbang, dan tiga kali kalah. Pada 18 Februari 2010, Seongnam FC akhirnya memperkenalkan Shin Tae-yong sebagai pelatih tetap.
Namun, catatan yang dimiliki Shin Tae-yong tak terlalu istimewa. Dalam 111 laga memimpin Seongnam FC, Shin Tae-yong hanya mencatatkan 36,94 persen kemenangan atau 41 laga.
Meski demikian, Shin Tae-yong berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions Asia untuk Seongnam FC pada 2010. Setahun kemudian, giliran Piala Korea yang diboyong Shin Tae-yong untuk Seongnam FC.
2. Pengabdian di Timnas Korea Selatan
Pada 18 Agustus 2014, Shin Tae-yong mendapatkan tawaran untuk menjadi pelatih sementara Timnas Korea Selatan. Ketika itu, posisi pelatih sedang lowong setelah ditinggalkan Hong Myung-Bo.
Namun, pada edisi pertama bersama Timnas Korea Selatan itu tak ada agenda internasional yang diikuti. Timnas Korea Selatan hanya bermain pada dua laga persahabatan bersama Shin Tae-yong dengan rincian sekali menang dan sekali imbang.
Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan akhirnya menunjuk Uli Stielike sebagai pelatih tetap Timnas Korea Selatan. Penunjukkan itu membuat Shin Tae-yong menganggur.
Pada 6 Februari 2015, Shin Tae-yong kembali dipercaya menukangi Timnas Korea Selatan. Namun, kali ini tugas datang untuk Timnas U-23, bukan senior. Ini menjadi titik kebangkitan karier Shin Tae-yong sebagai pelatih.
BACA JUGA:4 Calon Striker Naturalisasi Indonesia, Dilirik Shin Tae-yong untuk Timnas