8 Kasus Hacking yang Pernah Menyerang Pemerintah Indonesia, Ini Penyebabnya

Jumat 12-07-2024,21:44 WIB
Reporter : Nutri Septiana
Editor : Septi Widiyarti

Diduga, serangan ini terjadi akibat kurangnya protokol keamanan aplikasi yang memadai dan penggunaan database Elasticsearch yang dianggap kurang aman untuk menyimpan data.

BACA JUGA:Fakta Baru Tragedi Berdarah Ibu dan Anak di Kepahiang, Ada Pesan WA Korban kepada Suami, Isinya Bikin Kaget

6. Tiket.com dan Citilink diserang hacker

Pada Oktober 2016, sekelompok hacker remaja berhasil meretas situs jual beli tiket online, Tiket.com di server Citilink. Tak tanggung-tanggung, kerugian yang dialami Tiket.com sebesar 4,1 miliar, sedangkan Citilink sejumlah 2 miliar.

Kasus ini terungkap setelah Tiket.com melaporkan pembobolan situsnya ke Bareskrim Polri pada 11 November 2016. Menurut penyelidikan, aksi hacker sebenarnya bukanlah hal yang canggih. Namun sayangnya, situs-situs tersebut di waktu tersebut kurang memiliki tingkat keamanan yang cukup.

7. Data pengguna Tokopedia bocor ke dark web

Korban kasus serangan hacker di Indonesia selanjutnya dialami oleh perusahaan e-commerce buatan anak bangsa, Tokopedia. Pada awal Mei 2020, Tokopedia mengalami kebocoran data terhadap 91 juta akun penggunanya dan 7 juta akun merchant.

Data yang berisi nama lengkap, nama akun, email, toko online, tanggal lahir, nomor HP, tanggal mendaftar, serta beberapa data yang terenkripsi berbentuk hash ini diperjualbelikan di dark web seharga USD5.000 atau Rp70 juta. 

Tokopedia kemudian segera memeriksa kasus ini dan menyarankan penggunanya untuk rutin mengganti password akun.

BACA JUGA:Viral Kasus Mahasiswa KKN Pergi dari Desa, Begini Tanggapan Rektor UIN Fatmawati Sukarno

8. Pembobolan database Polri

Polri juga pernah ikut menjadi korban serangan hacker. Di November 2021, hacker dengan nama akun @son1x666 mengklaim telah meretas database milik Polri melalui akun Twitternya.

Dalam cuitannya tersebut, ada 28.000 informasi log in dan data pribadi yang dicuri. Selain itu ada tiga link berisi sampel data yang diduga berasal dari database Polri berisi informasi nama, tempat tanggal lahir, nomor registrasi pokok, alamat, golongan darah, satuan kerja, suku, alamat email, pangkat, hingga pelanggaran anggota.

Menanggapi hal ini, Polri telah memastikan data internal dan sistem keamanan Polri tetap aman. Menurut investigasi, peretasan ini dilakukan oleh hacker yang dikenal seringkali menyerang situs pemerintah di dunia untuk menunjukkan eksistensinya dan bentuk protes ketidakadilan pemerintah terhadap rakyat.

BACA JUGA:Fakta Baru Tragedi Berdarah Ibu dan Anak di Kepahiang, Ada Pesan WA Korban kepada Suami, Isinya Bikin Kaget

Penyebab Website Bisa Terserang Hacker

Kategori :