BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Jodoh Erna Sari Dewi, dari Ketua DPRD Kota ke Wakil Ketua DPRD Provinsi sekarang DPR RI, ternyata ini ‘Jampinya’.
Sosok Erna Sari Dewi atau ESD, benar-benar membuat banyak orang terperangah. Seperti telah menemukan kodratnya, perjalanan karir politik ESD begitu mulus.
Di Provinsi Bengkulu cukup banyak politikus yang sudah malang melintang di dunia politik. Namun tidak banyak yang pencapaiannya bisa seperti Erna. Dibanding politikus senior itu, tentu saja karir politik ESD masih kalah lama. Tapi kalau soal pencapaian, sosok ESD sangat layak berada pada level teratas di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Ini Syarat Jadi Peserta Program Rujuk Balik BPJS Kesehatan, Cek Cara Daftarnya
Dia, ESD, mengawali terjun ke dunia politik dengan bertarung di pemilihan legislatif Kota Bengkulu pada tahun 2014 lalu dari Partai Nasdem. Hasilnya, dia terpilih sebagai salah satu caleg yang duduk di kursi DPRD Kota Bengkulu.
Tidak hanya terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bengkulu, ternyata Erna juga ditunjuk Partai Nasdem untuk menjadi Ketua DPRD Kota Bengkulu, karena memang saat ini Partai Nasdem mendapatkan suara terbanyak di Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Tips dan Rekomendasi Tablet 2024 untuk si Kecil, Harga Rp 1 Jutaan Ada Apa Saja?
Beruntung, boleh saja mengatakan demikian. Pertama kali ikut pemilihan DPRD, langsung terpilih dan mendapatkan kursi Ketua DPRD. Tapi ingat tidak semata-mata karena beruntung.
Meski seorang perempuan, namun ESD bisa dikatakan wanita emas. Dia mampu membawa lembaga DPRD Kota Bengkulu menjalankan fungsinya dengan baik ketika itu.
ESD juga sosok yang berkarakter “bergerak cepat”. Tahun 2018, ESD berani meletakan jabatan Ketua DPRD Kota Bengkulu dan bertarung dalam Pemilihan Walikota. Namun sayang, takdirnya belum untuk menjadi seorang kepala daerah.
Dia kalah ketika itu. Kebanyakan orang, apalagi wanita, saat gagal seperti yang dialami ESD, tentu saja merasa kecewa, lelah atau terpuruk.
BACA JUGA:Apa Alasan Dibentuknya Satgas Barang Impor Ilegal 2024? Cek Informasi Lengkapnya di Sini
Tapi jangan samakan dengan ESD. Setelah kalah dalam Pilwakot, dia mengambil posisi “menepi”. Bukan untuk meratapi kekalahan, namun menyusun kembali energi yang terkuras pasca Pilwakot.