Vaksin polio mempunyai dua metode pemberian yang umum digunakan, yakni melalui tetes oral dan suntikan. Berikut prosedurnya:
1. Vaksin Polio Tetes Oral (OPV)
Cara pemberian vaksin jenis ini adalah dengan meneteskan tetes vaksin ke dalam mulut, terutama pada bayi dan anak-anak.
Umumnya, dosis pertama diberikan pada usia sangat dini, seringkali segera setelah lahir. Sementara itu, dosis selanjutnya mengikuti ketentuan jadwal imunisasi nasional.
BACA JUGA:Banyak Laporan Gigitan Hewan, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Minta Segera Lakukan Vaksinasi
2. Vaksin Polio Suntikan (IPV)
Vaksin ini diberikan melalui penyuntikan di dalam otot atau kulit, sesuai dengan jenis vaksin dan pedoman nasional.
Pemberian vaksin ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Dosis pertama dapat diberikan pada bayi usia dua bulan, dan dosis berikutnya mengikuti rencana imunisasi nasional.
BACA JUGA:Apakah Ada Korban Efek Vaksin Astrazeneca di Indonesia? Begini Penjelasan BPOM
Efek Samping Vaksin Polio
Sebagian besar anak tidak mengalami efek samping setelah vaksinasi polio. Namun dalam beberapa kasus, bisa terjadi reaksi efek samping umum dari vaksin polio, seperti:
- Penurunan nafsu makan.
- Demam.
- Tidak tenang, tangisan berkepanjangan, dan mudah marah.
- Pusing dan sakit kepala.
- Nyeri kemerahan, pembengkakan, dan benjolan kecil di tempat bekas suntikan.