Setelah punya motivasi yang kuat, langkah berikutnya yang perlu kamu lakukan adalah menentukan tanggal untuk mulai mengurangi kebiasaan vape. Berhenti dari kebiasaan bisa menjadi sangat sulit, jadi pertimbangkan untuk memilih waktu saat kamu sedang tidak berada di bawah tekanan.
BACA JUGA:Niat Ingin Cantik, Wanita Muda Tewas Diduga Usai Sedot Lemak di Klinik Kecantikan
3. Buat Rencana yang Efektif
Idealnya, coba beri jeda minimal satu minggu sebelum kamu memulai untuk berhenti. Hal ini bertujuan supaya kamu dapat mengidentifikasi koping yang paling efektif. Nah, berikut beberapa rencana yang bisa kamu coba:
- Beri tahu orang-orang terdekat untuk mendapat dukungan.
- Menyingkirkan produk vaping.
- Membeli permen, tusuk gigi, dan hal-hal lain yang dapat kamu gunakan untuk mencegah keinginan vaping.
- Berbicara dengan terapis.
- Berlatih berhenti dengan melakukan “uji coba” satu atau dua hari sekaligus.
4. Mulai Identifikasi Pemicu
Sebelum memulai proses berhenti, mulai dengan mengidentifikasi pemicu utama keinginan vaping. Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi pemicunya antara lain:
- Sedang stres, bosan atau kesepian.
- Bergaul dengan teman yang melakukan vaping.
- Sering melihat orang lain melakukan vaping.
- Mengalami gejala penarikan seperti gelisah atau jengkel.
BACA JUGA:Ditolak Kemendagri Berulang Kali, DPRD Seluma Minta Bentuk Timsus Revisi Raperda RTRW
Catat segala hal yang berpotensi memicu kamu untuk vaping. Hal ini akan sangat membantu kamu dalam menyusun strategi berhenti menghisap vape.
Jika teman kamu menghisap vape, misalnya, kamu mungkin akan lebih sulit berhenti jika menghabiskan banyak waktu bersama mereka. Kamu bisa bicara dengan mereka atau tidak bergaul dengan mereka dalam waktu tertentu sampai kamu benar-benar lepas dari vape.
5. Susun Strategi untuk Mengatasi Gejala Penarikan