Kepala Kepolisian Sektor Tongkuno, Iptu Abdul Hasan, membenarkan peristiwa penikaman tersebut. “Pelaku dan korban mengkonsumsi miras bersama, dan terjadi selisih paham mengenai pertanyaan apakah telur atau ayam yang lebih dulu ada. Hal ini menyebabkan terjadinya tindak pidana pembunuhan,” ujar Iptu Abdul Hasan.
Menurut saksi mata, Roy P, pelaku dan korban awalnya minum miras bersama. Setelah itu, pelaku bertanya kepada korban mengenai lebih dulu telur atau ayam. Korban yang tidak bisa menjawab, meminta izin untuk pulang. Namun, pelaku pergi mengambil badik di rumahnya dan mengejar korban. Ketika sampai di depan gereja, pelaku langsung menikam korban sebanyak 15 kali.
Korban sempat dibawa warga ke rumah sakit Wakuru, namun nyawanya tidak tertolong. Pelaku Kadir Markus kemudian menyerahkan diri kepada polisi setelah menahan sebuah motor. Saat ini, pelaku masih menjalani pemeriksaan di Polsek Tongkuno.
BACA JUGA:POCO Rilis Hp Edisi Khusus POCO F6 Deadpool & Wolverine Limited Edition
Kedua insiden di atas menunjukkan bahwa masalah sepele bisa memicu tindak kekerasan yang berujung pada penganiayaan bahkan pembunuhan. Kasus pertama di Sulawesi Tengah dipicu oleh kebohongan mengenai mi instan, sementara kasus kedua di Sulawesi Tenggara dipicu oleh perdebatan tentang ayam dan telur saat mabuk.
Polisi dan masyarakat diharapkan lebih waspada dan bijaksana dalam menangani perselisihan kecil agar tidak berkembang menjadi tindakan kriminal. Edukasi mengenai pengendalian emosi dan pentingnya komunikasi yang baik juga sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Di sisi lain, peran serta keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting dalam menjaga keharmonisan dan mencegah terjadinya konflik.
Penyelesaian masalah secara damai dan kekeluargaan seperti yang terjadi dalam kasus di Sulawesi Tengah patut dicontoh agar tidak ada pihak yang dirugikan dan hubungan antar saudara tetap terjaga.
Kejadian-kejadian ini juga menggambarkan kondisi sosial dan psikologis masyarakat di beberapa daerah Indonesia.
BACA JUGA:Ini Dia Sosok Jerome Kerviel, Orang Termiskin di Dunia, Awalnya Seorang Pengusaha
Ketidakmampuan mengelola emosi dan tekanan hidup sehari-hari seringkali berujung pada tindakan kekerasan. Penting bagi pemerintah dan instansi terkait untuk terus menggalakkan program-program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional masyarakat.
Pengaruh minuman keras dalam kasus di Muna juga menjadi perhatian serius. Konsumsi alkohol sering kali menjadi pemicu tindakan kekerasan yang tidak terduga. Pengawasan terhadap penjualan dan konsumsi alkohol perlu ditingkatkan, serta edukasi mengenai bahaya konsumsi alkohol harus terus digalakkan.
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola emosi dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan, diharapkan kejadian-kejadian serupa dapat diminimalisir. Kerjasama antara pemerintah, polisi, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua.
Sheila Silvina