Ada 2 Hujan Meteor Menjadi Fenomena Astronomi Penutup Akhir Juli 2024

Senin 29-07-2024,09:59 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : ahmad afandi

Badai disertai dengan sekitar 10 sambaran petir terjadi setiap detik dan menguapkan kandungan air di atmosfer Saturnus. Intensitas guntur dan kilat meningkat saat air mengembun, menciptakan badai yang 10 ribu kali lebih kuat daripada yang biasa terjadi di Bumi.

BACA JUGA:Pesta Langit Malam Ini, Hujan 50 Meteor Per Jam dan Bulan Menjadi Redup, Ini Jadwalnya

Badai besar ini terjadi karena beratnya air di atmosfer. Hal ini mengakibatkan pendinginan atmosfer bagian atas menjadi sangat dingin, sehingga memicu terjadinya padai setiap 20 atau 30 tahun sekali.

Badai berikutnya akan terjadi sekitar tahun 2030 hingga 2040, dan mungkin dapat dilihat dari bumi.

7. Terurainya Asteroid P/2013 R3

Fenomena astronomi langka yang terakhir adalah terurainya asteroid P/2013 R3. Pada 2013 hingga 2014, Teleskop Luar Angkasa Hubble mengamati adanya peristiwa langka, yaitu pecahnya asteroid P/2013 R3.

Asteroid P/2013 R3 tampaknya secara spontan melenyapkan dirinya sendiri secara tak terduga ketika perlahan-lahan ditarik oleh efek bertahap sinar matahari. Peristiwa langka ini terjadi karena saat sinar matahari menyinari asteroid ini.

Hal ini menyebabkan asteroid berputar di luar kendali. Intensitas rotasi meningkat secara bertahap hingga asteroid pecah menjadi sekitar 10 potongan besar.

BACA JUGA:Ini 24 Fenomena Langit 2023, Gerhana, Hujan Meteor Hingga Hari Meluruskan Kiblat

Potongan-potongan ini melayang menjauh satu sama lain secara perlahan. Jika ada bagian yang tidak tertarik ke matahari, ini bisa menjadi meteor di masa depan.

Pada 2013 hingga 2014 adalah pertama dan terakhir kalinya terjadi peristiwa seperti ini pada asteroid.

Demikianlah ulasan mengenai, ada 2 hujan meteor menjadi fenomena astronomi penutup akhir juli 2024.

 

Putri Nurhidayati

Kategori :