Di media sosial, banyak netizen yang menyuarakan keprihatinan mereka atas kejadian ini. Tagar #StopKekerasanRemaja menjadi trending dan berbagai komunitas serta organisasi kepemudaan mengadakan diskusi untuk mencari solusi atas masalah kekerasan antar remaja ini.
Menyikapi kejadian ini, berbagai pihak mulai melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah terulangnya kekerasan antar remaja.
BACA JUGA:Pilkada Kepahiang, Nata-Hafiz Terima Surat Tugas dari PDI Perjuangan
Pihak sekolah, pemerintah daerah, dan organisasi masyarakat mulai mengadakan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya geng dan kekerasan.
"Kami akan memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada para remaja mengenai bahaya geng dan kekerasan. Kerjasama dengan sekolah dan orang tua sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pati.
BACA JUGA:SHM Elektronik Dijamin Aman, ATR/BPN Seluma Pastikan hanya Pemegang Hak Akses Membuka Dokumen
Selain itu, program-program positif untuk mengalihkan perhatian remaja dari kegiatan negatif seperti geng juga mulai digalakkan.
"Kami akan mengadakan lebih banyak kegiatan positif seperti olahraga, seni, dan kegiatan kepemudaan lainnya untuk mengalihkan perhatian remaja dari kegiatan negatif," tambahnya.
Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Kekerasan antar remaja yang terjadi akibat duel antar geng tidak hanya merugikan korban dan keluarganya, tetapi juga mencoreng citra generasi muda.
BACA JUGA:Belum Sehari Dipasang Pemkab Seluma, Papan Merek di Lahan Eks HGU Sabudin Dibuang OTD
Perlu adanya kerjasama antara orang tua, sekolah, pemerintah, dan masyarakat untuk mencegah terjadinya kekerasan antar remaja.
Edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya geng dan kekerasan harus terus digalakkan. Dengan upaya bersama, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang kembali di masa mendatang.
BACA JUGA:Perhatian, 4 Makanan Ini Tidak Boleh Dimakan Setelah Minum Madu
(Sheila Silvina)