SELUMA, RBTVCAMKOHA.COM – Pasca kejadian bapaknya Ardan tersungkur setelah melawan petugas polisi, sang anak RK (13) memilih kabur.
Dia melompat dari pondok kebun dan masuk ke hutan. Dia tahu, pondok kebun mereka didatangi polisi. Dia juga dengan jelas mendengar suara tembakan polisi.
Walaupun masih berusia remaja, 13 tahun, dan pada malam yang gelap, RK menyusuri hutan. Tidak tahu mau ke mana. Pikirannya saat itu hanya ingin menjauh dari keramaian agar tidak tertangkap polisi.
BACA JUGA:BREAKING NEWS! Kelaparan, Salah Satu Anak Pelaku Penganiayaan Polisi Menyerahkan Diri
Peristiwa tragis saat bapaknya Ardan menyerang polisi yang mengakibatkan satu orang polisi gugur dan Ardan juga tewas, terjadi pada Jumat malam.
Sejak Jumat malam, RK terus berada di dalam hutan hingga pagi. Kemudian pada hari Sabtu, dia tetap berada di hutan sampai malam dan kembali bertemu pagi, tepatnya pada Minggu pagi.
Saat bertemu sungai, RK langsung minum menghilangkan dahaganya. Namun tidak cukup dengan minum saja. RK juga merasa lapar.
Sedangkan dia tidak membawa bekal apapun. Akhirnya untuk mengobati rasa laparnya, RK berusaha mencari buah-buahan di dalam hutan. Buah-buahan itu lah yang RK makan.
BACA JUGA:Ditanya Keberadaan Kakaknya, Ini Pengakuan Anak Pelaku Penganiayaan yang Membuat Polisi Gugur
Karena buah yang bisa ditemukannya tidak cukup untuk mengobati laparnya, RK pun akhirnya menyerah. Minggu siang, dia memutuskan menyerahkan diri.
Dia datang ke rumah salah satu keluarganya di Kelurahan Puguk. Setibanya di rumah itu, dia langsung diberi makan.
Baru kemudian dia menceritakan apa yang dialami. “Makannya lahap karena dari kemarin hanya makan buah-buahan di hutan," kata Camat Seluma Utara, Fran Hardi.
Selesai makan, RK menceritakan semua yang dia lihat dan dengar malam kejadian, malam saat polisi berupaya mengamankan bapaknya karena kasus penganiayaan terhadap tetangga kebun mereka.
Dari cerita RK, tergambarkan suasana tegang malam itu. Bapaknya Ardan yang melawan saat mau diamankan polisi, sempat membuat RK ketakutan.