BACA JUGA:Waspasa Banjir dan Longsor di Beberapa Wilayah, BMKG Prediksi Cuaca La Nina Tiba Awal Agustus
Ketika suhu permukaan laut berada pada rentang penyimpangan kurang dari -0.5 derajat Celsius, hal itu menunjukkan terjadinya fenomena La Nina.
Pada rentang lebih dari 0.5 derajat Celsius, hal itu menunjukkan terjadinya fenomena El Nino.
Akan tetapi, prediksi dari berbagai institusi di dunia menyatakan bahwa suhu permukaan laut saat ini berada pada rentang -0.5 °C sampai 0.5 °C yang memiliki arti kondisi netral.
Grafik prediksi kondisi iklim La Nina (biru) dan El Nino (merah) oleh tujuh lembaga riset dunia pada tahun 2024 berdasarkan parameter suhu permukaan laut.
BACA JUGA:Daftar Wilayah Waspada Dampak Hujan Lebat, Dampak La Nina Tiba ke Indonesia Awal Agustus
Tujuh lembaga riset dunia dari Australia, Kanada, Eropa, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang yang turut melakukan penelitian tentang ENSO memberikan hasil bahwa pada bulan Juni hingga Juli 2024, suhu permukaan laut berada pada kondisi normal.
Namun, pada bulan Agustus hingga Oktober 2024, satu hingga dua lembaga menunjukkan hasil riset kondisi iklim yang cenderung sedikit mengarah pada terjadinya fenomena iklim La Nina.
Hal ini tidak dapat dijadikan pertimbangan pasti bahwa La Nina akan terjadi karena umumnya, prediksi dari lembaga lainnya tetap menunjukkan kondisi iklim normal.
BACA JUGA:BMKG Umumkan Cuaca La Nina Masuk ke Indonesia Awal Agustus, Ini Bedanya dengan El Nino
“Memandang kondisi cuaca dan musim di Indonesia, jangan hanya terfokus pada La Nina saja. Harus ingat bahwa Indian Ocean Dipole (IOD) dapat meredam itu. Seberapapun besarnya kekuatan La Nina, kalau oleh IOD diredam, maka tidak akan memberikan impact yang besar,” ujar Prof. Eddy.
BACA JUGA:Cuaca El Nino Berakhir Diganti La Nina Awal Agustus, Ini Dampak Terburuk Bagi Indonesia
Dr. Joko Wiratmo menambahkan bahwa berdasarkan prediksi yang disampaikan dari model dunia internasional, peluang untuk terjadinya La Nina tetap ada pada bulan-bulan tertentu tergantung wilayah dan sumber lembaga riset yang ada.
“Terkait beberapa daerah di Indonesia seperti Jakarta hingga Banten, kalaupun ada kondisi kering di bulan Juni, Juli, Agustus (JJA), kondisi kering tidak akan parah dan peluang terjadinya hujan tidak akan berkurang atau bertambah signifikan. Untuk mengetahui lebih detail saudara bisa melihat dari prediksi yang dilakukan oleh BMKG karena mereka menggunakan data observasi yang lebih rinci dan merekalah yang mempunyai hak resmi untuk menyatakan kondisi wilayah Indonesia. Apa yang kami sampaikan merupakan gambaran umum serta analisis cuaca dan musim yang kemungkinan akan terjadi dari perspektif regional global,” ujar Dr. Joko.
Demikianlah ulasan mengenai, ini dampak bencana alam dan waspada penyakit dari fenomena La Nina.