Masalahnya, senyawa dioksin dapat mudah larut dalam lemak, sehingga bisa ditemukan pada makanan tinggi lemak, seperti daging dan produk peternakan lainnya, misalnya telur.
Selain kanker otak, dioksin juga dapat meningkatkan risiko berbagai kanker lainnya, seperti kanker hati, kanker tiroid, kanker saluran cerna atas, kanker kulit, kanker paru, kanker otak, dan limfoma non-Hodgkin’s.
3. Makanan yang Dibakar atau Diasap
Makanan yang dibakar atau diasap memiliki kandungan hidrokarbon aromatik polisiklik, yang memiliki efek karsinogenik atau memicu kanker.
Selain pada makanan yang dibakar atau diasap, hidrokarbon aromatik polisiklik dapat ditemukan juga pada asap rokok, asap kebakaran, dan asap lainnya.
Dalam jumlah kecil, senyawa ini juga ditemukan pada minyak, kopi, dan sosis. Selain meningkatkan risiko kanker otak, hidrokarbon aromatik polisiklik juga dapat menjadi pemicu kanker lambung, paru, hati, rahim, kandung kemih, dan kulit.
4. Makanan Asin
Makanan asin atau yang memiliki kandungan garam sangat tinggi, seperti ikan asin atau sayuran yang diasinkan, dapat meningkatkan risiko terkena kanker otak tipe glioma dan meningioma.
Sebab, makanan asin ini mengandung senyawa n-nitrosodimethylamine dan komponen N-nitroso.
5. Makanan yang Tercemar Udara
Makanan yang tercemar polusi udara dapat meningkatkan risiko kanker otak. Polusi udara yang dimaksud dapat berupa asap rokok, asap kebakaran, atau asap pada industri produksi.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang dijual di dekat tempat yang banyak terpapar polusi udara.
6. Alkohol
Kamu memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol? Jika iya, sebaiknya mulai hentikan kebiasaan ini, ya.
Sebab, terlalu banyak mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker otak dan beberapa jenis kanker lainnya, seperti kanker mulut, kanker laring, kanker faring, kanker esofagus, kanker payudara, dan kanker hati.