NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Soal Joni pemanjat tiang bendera yang gagal seleksi TNI, KSAD angkat bicara.
Yohanes Ande Kalla, yang akrab disapa Joni, menjadi sorotan publik setelah aksi heroiknya memanjat tiang bendera pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2018 di Kabupaten Tapal Batas, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Aksi ini membuatnya menjadi pahlawan dadakan dan mendapatkan pujian dari berbagai kalangan, termasuk Presiden Joko Widodo.
Namun, perjalanan hidup Joni tidak berhenti di situ. Meskipun diidolakan banyak orang, impiannya untuk menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) sempat terhambat karena tidak memenuhi syarat tinggi badan.
BACA JUGA:Begini Cara Mematikan Jaringan 2G di Ponsel Android, agar Terhindar dari Penipuan
Joni yang kini berusia 19 tahun, mengikuti seleksi masuk TNI pada tahun 2024. Sayangnya, ia dinyatakan tidak lolos karena tinggi badannya hanya 155,8 cm, sementara syarat minimum untuk menjadi prajurit TNI adalah 163 cm.
Meski demikian, kisah Joni tidak berakhir di sini. Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, menyatakan kesiapan untuk membina Joni agar ia bisa lolos seleksi TNI di masa depan.
Brigjen Joao mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan berbagai upaya untuk membantu Joni, termasuk memberikan terapi untuk meningkatkan tinggi badannya.
Terapi ini diharapkan dapat menambah beberapa sentimeter sehingga Joni bisa memenuhi syarat tinggi badan yang diperlukan untuk menjadi prajurit TNI.
BACA JUGA:Serbu, Ada Diskon Tiket Kereta Cepat Whoosh Edisi Kemerdekaan RI 2024, Begini Cara Dapatnya
Ia juga menjelaskan bahwa Joni sebenarnya memiliki semangat besar untuk menjadi anggota TNI Angkatan Darat, tetapi sayangnya, setelah popularitasnya sebagai pemanjat tiang bendera, tidak ada yang membina Joni secara khusus untuk mempersiapkannya menjadi seorang prajurit.
Pertemuan antara Joni dan Brigjen Joao baru terjadi pada Maret 2024, sekitar lima tahun setelah aksinya yang menginspirasi itu.
Selama pertemuan tersebut, Brigjen Joao memberikan nasehat kepada Joni agar mempersiapkan diri dengan baik jika ingin menjadi prajurit TNI.
Dia juga menekankan pentingnya memulai persiapan dari jauh-jauh hari, terutama karena persyaratan masuk TNI sangat ketat, tidak hanya dari segi fisik tetapi juga mental.
Meskipun Dandim Belu telah berusaha membantu dan mendidik Joni selama 1,5 bulan terakhir, hasilnya belum signifikan.