Tinggi badan Joni yang hanya 155,8 cm tetap menjadi hambatan utama. Brigjen Joao menyatakan bahwa meskipun ada calon lainnya yang juga tidak lolos karena kurangnya tinggi badan, Joni akan terus dibina.
BACA JUGA:Tabel Angsuran KUR BRI 2024, Pinjaman Rp 20 Juta Cicilan Super Ringan, hanya Segini
Ia juga berencana untuk memberikan kesempatan kepada Joni untuk mengikuti seleksi di Universitas Pertahanan melalui jalur khusus kejuruan atau keahlian pada akhir Agustus 2024.
Brigjen Joao menjelaskan bahwa menjadi tentara tidak selalu harus berada di medan perang. Ada banyak bidang keahlian lain dalam TNI yang dapat dijalani, dan Joni bisa diarahkan ke bidang-bidang tersebut.
Dengan pembinaan dan terapi yang tepat, diharapkan tinggi badan Joni bisa meningkat dan ia bisa lolos dalam seleksi ke depannya.
Sementara itu, Joni sendiri mengaku siap untuk mengikuti tes masuk TNI berikutnya di Universitas Pertahanan. Bagi Joni, yang terpenting adalah bisa menjadi tentara, sesuai dengan cita-citanya sejak kecil.
Ia menyadari bahwa persiapan yang lebih matang diperlukan untuk mencapai impian tersebut dan bertekad untuk lebih giat mempersiapkan dirinya.
BACA JUGA:Ayo Merapat, LKPP Buka Lowongan Kerja, Ini Jadwal dan Syarat Pendaftaran
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutak juga memberikan pernyataan mengenai Joni.
Menurut Maruli, Joni masih harus mengikuti seleksi kelayakan untuk menjadi anggota TNI. Meski aksinya yang heroik telah mendapatkan apresiasi luas, termasuk dari Presiden, Joni tetap harus memenuhi syarat yang ditetapkan oleh TNI.
Ada tiga aspek penting yang harus dipenuhi dalam seleksi, yaitu psikotes, mental ideologi, dan kesehatan. Jika Joni bisa memenuhi ketiga poin tersebut dengan baik, maka ia akan menjadi prioritas untuk diterima sebagai prajurit TNI.
KSAD Maruli menegaskan bahwa setiap tes yang dilakukan dalam seleksi TNI sangat penting untuk menghasilkan tentara yang berkualitas.
BACA JUGA:Jangan Panik, Ini Solusi jika Gagal Terus Daftar My Pertamina, Silakan di Coba
Tes kesehatan, misalnya, sangat krusial untuk memastikan calon anggota TNI memiliki kondisi fisik yang prima. Sementara itu, psikotes dilakukan untuk menilai kemampuan calon prajurit dalam mengendalikan stres, yang merupakan salah satu kemampuan penting dalam menghadapi situasi di medan tugas.
Maruli juga mengapresiasi semangat dan keberanian Joni, namun menekankan bahwa Joni tetap harus menunjukkan bahwa ia layak secara keseluruhan untuk menjadi seorang prajurit TNI.
Saat ini, Joni sedang menjalani seleksi lanjutan untuk dicek kesehatan dan psikotesnya. KSAD Maruli menyatakan bahwa tes-tes ini akan menentukan apakah Joni mampu mengatasi tekanan dan stres yang mungkin ia hadapi selama bertugas sebagai tentara.