Miris! WNI Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar, Dimintai Tebusan Segini

Rabu 14-08-2024,18:41 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Septi Widiyarti

Para penipu menggunakan siksaan ini sebagai tekanan agar keluarga segera membayar tebusan yang diminta. 

Siksaan fisik yang terus-menerus diterima Suhendri menjadi gambaran betapa brutalnya sindikat perdagangan manusia ini dalam memperlakukan korbannya.

BACA JUGA:Bukan ke Klinik Kecantikan, Ini 8 Jenis Buah yang Bisa Bikin Wajah Halus dan Cerah

 4. Ada 15 WNI Lainnya yang Ikut Disekap  

Dalam komunikasi terakhirnya dengan keluarga, Suhendri mengungkapkan bahwa dirinya tidak sendirian di tempat penyekapan tersebut.

Sementara itu, menurut Yohanna, sepupu hendri lainnya juga mengatakan bahwa ada sekitar 15 orang WNI lainnya yang juga disekap bersama Suhendri.

Meskipun demikian, Suhendri tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kondisi para WNI tersebut. Ia hanya mengatakan bahwa mereka semua berada dalam situasi yang sama, disekap dan mengalami ancaman serta penyiksaan yang berat.

Keberadaan para WNI lainnya di tempat penyekapan ini menambah dimensi baru dalam kasus ini. Ini menunjukkan bahwa sindikat perdagangan manusia yang beroperasi di wilayah tersebut tidak hanya menargetkan satu orang, melainkan banyak orang sekaligus, yang semuanya mungkin tertipu dengan janji-janji pekerjaan yang menggiurkan.

"Iya disekap juga. Tapi untuk penyiksaan, Hendri tidak cerita," tambah Yohanna.

BACA JUGA:Bawa Fitur Modern, Ini Spesifikasi dan Keunggulan Xiaomi 12 Lite 5G, Segini Harga Terbarunya!

5. Disekap di Daerah Konflik Myanmar  

Salah satu fakta paling mengkhawatirkan dari kasus ini adalah lokasi penyekapan Suhendri, yang diduga berada di daerah Myawaddy, Myanmar.

Lokasi ini dikenal sebagai daerah konflik yang berjarak sekitar 564 kilometer dari Ibu Kota Myanmar, Naypyidaw. 

Menurut Rina Komaria, seorang diplomat muda dari Direktorat Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri (Kemlu), wilayah tersebut sangat sulit dijangkau karena dikuasai oleh kelompok bersenjata.

Kondisi ini membuat upaya penyelamatan Suhendri dan WNI lainnya menjadi sangat rumit. Otoritas pusat Myanmar pun tidak memiliki kendali penuh atas wilayah tersebut, sehingga intervensi dari pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon menjadi sangat terbatas.

Meskipun demikian, Rina menegaskan bahwa pihaknya akan terus berusaha untuk menyelamatkan Suhendri dan WNI lainnya. 

Kategori :