Heboh Ancaman Gempa Megathrust di Indonesia, Ini Penjelasan Terbaru Pusat Gempa Bumi

Kamis 15-08-2024,20:49 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Purnama Sakti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Heboh ancaman gempa Megathrust di Indonesia, ini penjelasan terbaru pusat gempa bumi.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menindaklanjuti terkait informasi mengenai potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Dikatakan Daryono, informasi tersebut bukanlah hal baru, sudah lama, bahkan sudah ada sejak sebelum terjadi Gempa dan Tsunami Aceh 2004. 

BACA JUGA:Punya Harga Selangit, Ini 5 Jenis Moge yang Bagus untuk Investasi, Harganya Tembus Rp 1.077 Miliar

Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust sekarang bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian.

"Kita hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono lewat rilis.

BACA JUGA:Duel Sengit POCO M5s Vs POCO C40, Mana yang Lebih Unggul? Ini Rincian Harga Terbarunya!

Daryono juga mengatakan, munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, sebenarnya tidak ada kaitannya secara langsung dengan peristiwa gempa kuat M7,1 yang berpusat di Tunjaman Nankai dan mengguncang Prefektur Miyazaki Jepang. 

Faktanya, gempa yang memicu tsunami kecil pada 8 Agustus 2024 beberapa hari lalu mampu menciptakan kekhawatiran bagi para ilmuwan, pejabat negara dan publik di Jepang akan potensi terjadinya gempa dahsyat di Megathrust Nankai. 

BACA JUGA:Harga Terbaru POCO F4 GT Pasca Turun Harga, HP Gaming Terbaik dengan Snapdragon 8 Gen 1

Peristiwa semacam ini menjadi merupakan momen yang tepat untuk mengingatkan masyarakat Indonesia akan potensi gempa di zona seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.

Sejarah mencatat, gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (usia seismic gap 78 tahun). 

Sedangkan gempa besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada 1757 (usia seismic gap 267 tahun) dan gempa besar terakhir di Mentawai-Siberut terjadi pada 1797 (usia seismic gap 227 tahun). 

Artinya kedua seismic gap periodisitasnya jauh lebih lama jika dibandingkan dengan seismic gap Nankai, sehingga Indonesia harus lebih serius dalam menyiapkan upaya-upaya mitigasinya.

BACA JUGA:POCO F4 Dilengkapi dengan Fast Charging Turbo 67Watt, Segini Harga Terbarunya!

Kategori :