Raja Jawa Jadi Sorotan Setelah Disebut Bahlil, Ini Sejarah dan Makna Raja Jawa

Sabtu 24-08-2024,22:29 WIB
Reporter : Novan Alqadri
Editor : ahmad afandi

Sebelumnya, Bahlil berkelakar terkait ‘Raja Jawa’ saat menyampaikan pidato di hadapan kader Partai Golkar.

Awalnya, Menteri ESDM itu meminta kader Partai Golkar menjadi garda terdepan dalam mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Sebab, pemerintahan Prabowo-Gibran merupakan keberlanjutan dari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Bahlil lantas menyinggung soal sosok ‘Raja Jawa’.

Dia mengingatkan agar kader partai berlambang pohon beringin itu tetap menuruti perintah dan keinginan ‘Raja Jawa’.

BACA JUGA:Bahlil Wanti Kadernya Agar Tidak Main-main dengan Raja Jawa, Siapa yang Dimaksud?

Namun, dia tidak menyebutkan siapa yang dimaksud dengan ‘Raja Jawa’.“Karena itu pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan dari pemerintah Jokowi-Maruf Amin. Jadi kita harus lebih paten lagi. Soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main celaka kita,” ujar Bahlil di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024). 

Sejarah dan Makna Raja Jawa

Secara historis, sebutan "Raja Jawa" merujuk pada penguasa di wilayah Jawa, dan istilah ini kurang tepat jika dikaitkan dengan seorang presiden yang memimpin seluruh Indonesia. Dalam sejarah, Pulau Jawa memiliki banyak raja, yang kekuasaannya terbagi menurut wilayahnya masing-masing. Salah satu kerajaan yang masih diakui hingga kini adalah keturunan Kerajaan Mataram Islam.

Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia, berdiri di Jawa pada abad ke-16 hingga abad ke-18. Kerajaan ini memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam dan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.

BACA JUGA:Ini Daftar Pasangan Bakal Calon Kepala Daerah yang Diusung Golkar, Rekomendasi Sudah Keluar

Awal Mula dan Kepemimpinan Kerajaan Mataram Islam 

Pada tahun 1575, Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang, menghadiahkan hutan Mentaok kepada Ki Ageng Pamanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang dari Jipang. Ki Ageng Pamanahan kemudian membangun wilayah tersebut, yang berkembang menjadi pusat kekuasaan baru.

Panembahan Senopati, putra Ki Ageng Pamanahan, menjadi raja pertama Mataram Islam. Di bawah kepemimpinannya, Mataram Islam mencapai kejayaannya, dengan berbagai modernisasi dan reformasi, termasuk dalam sektor ekonomi, militer, dan administrasi.

Sultan Agung Hanyakrakusuma, yang memerintah setelah Panembahan Senopati, memperluas wilayah kekuasaan Mataram hingga Madura dan melancarkan serangan terhadap VOC di Batavia. Namun, setelah wafatnya, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran.

Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam

Kategori :