Jawa Timur (Potensi Skala Momen Gempa 8,7)
Sumba (Potensi Skala Momen Gempa 8,5)
Aceh-Andaman (Potensi Skala Momen Gempa 9,2)
Nias-Simelue (Potensi Skala Momen Gempa 8,7)
Batu (Potensi Skala Momen Gempa 7,8)
Mentawai-Siberut (Potensi Skala Momen Gempa 8,9)
Sulawesi Utara (Potensi Skala Momen Gempa 8,5)
BACA JUGA:Satu Keluarga Tertimpa Pohon, Ibu dan Anak Meninggal Dunia
Dalam catatan sejarah, sejak tahun 1700, zona megathrust selatan Jawa sudah beberapa kali terjadi aktivitas gempa besar (major earthquake) dan dahsyat (great earthquake).
Gempa besar dengan magnitudo antara 7,0 dan 7,9 yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi sebanyak 8 kali dan lebih dari magnitude 8,0 terjadi sebanyak 3 kali.
Sebelumnya, BMKG sudah memprediksi gempa besar yang melandai Nankai di Jepang Selatan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.
"Hasil pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan adanya status ancaman 'waspada' dengan tinggi tsunami kurang dari setengah meter dan akhirnya terkonfirmasi, memang tsunami terjadi di Pantai Miyazaki Jepang dengan ketinggian 31 cm dan tidak merusak," kata Daryono.
BACA JUGA:Pengunjung Pantai Pantai Panjang Bengkulu Diserang Makhluk Laut dan Dilarikan ke Rumah Sakit
Daryono mengatakan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai saat ini sama persis yang dirasakan dan dialami oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Suberut (M8,9).
"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata tinggal menunggu waktu karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ungkapnya.
Namun demikian masyarakat di Indonesia tidak perlu khawatir karena apa yang terjadi di Jepang dapat dipantau secara real time oleh BMKG.