BMKG Sebut Indonesia Negara dengan Wilayah Aktivitas Kegempaan Tinggi dan Punya 13 Segmen Megathrust

Senin 26-08-2024,11:20 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Purnama Sakti

Tumbukan ini menyebabkan lempeng yang berada di atas melengkung ke atas, dan ketika lengkungan ini patah, energi yang telah terkumpul ratusan tahun pun terlepas, menyebabkan gempa besar.

Namun, tidak semua gempa Megathrust menghasilkan gempa dengan magnitudo besar. Ada kalanya gesekan antara lempeng-lempeng ini terjadi secara perlahan dan tidak serentak, sehingga hanya menghasilkan gempa dengan magnitudo kecil. 

Meski demikian, gempa-gempa kecil ini tetap harus dipantau dan dicatat karena bisa menjadi indikasi bahwa gempa besar akan terjadi di masa depan.

BACA JUGA:Dua Digit, Ini Sumber Penghasilan Anggota DPRD Kota dan Kabupaten di Bengkulu

BMKG telah mencatat adanya dua segmen Megathrust di Indonesia yang saat ini belum melepaskan energi yang telah terkumpul selama ratusan tahun, yaitu segmen Selat Sunda-Banten dan segmen Mentawai-Siberut. 

Jika kedua segmen ini akhirnya lepas, para pakar memprediksi bahwa gempa yang dihasilkan bisa mencapai kekuatan magnitudo 8,9 untuk segmen Mentawai-Siberut dan magnitudo 8,7 untuk segmen Selat Sunda-Banten.

Mitigasi dan Kesiapsiagaan

Mengingat potensi bencana yang sangat besar ini, BMKG telah mengambil berbagai langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak dari gempa Megathrust. 

Salah satu langkah penting adalah pemasangan sensor seismograf di 533 lokasi yang tersebar di sepanjang zona-zona Megathrust di Indonesia. 

Sensor-sensor ini dilengkapi dengan sirine yang akan berbunyi jika terdeteksi adanya gempa besar, memberikan peringatan dini kepada masyarakat untuk segera melakukan evakuasi.

BACA JUGA:Tercatat dalam Sejarah Hampir Semua Gempa Megathrust Disusul Tsunami Besar, Ini Zona Merah di Indonesia

Informasi yang diperoleh dari sensor-sensor ini kemudian diteruskan oleh BMKG ke pemerintah daerah, yang bertugas untuk melakukan mitigasi lebih lanjut. 

Dengan sistem peringatan dini ini, diharapkan masyarakat dapat langsung mengetahui kekuatan gempa yang terjadi dan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. 

Tinggi tsunami yang diprediksi, serta waktu kedatangannya, juga dapat diketahui, sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri dan mengungsi ke zona aman sebelum tsunami tiba.

Dwikorita menjelaskan bahwa peringatan dini ini tidak hanya berlaku untuk gempa di zona Megathrust, tetapi juga untuk tsunami yang mungkin terjadi akibat gempa tersebut. 

BACA JUGA:Dahsyatnya Gempa Megathrust Lebih dari Tsunami Aceh, tapi Kata BMKG Jangan Panik

Kategori :