REJANG LEBONG, RBTVCAMKOHA.COM - Warga di Kecamatan Selupu Rejang Lebong dalam beberapa hari terakhir diteror anjing yang diduga terinfeksi rabies atau anjing gila.
Tidak hanya satu kasus gigitan, tapi ada tiga kasus gigitan. Dari keterangan korban, ciri anjing tersebut sama.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Amrul Eby mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan dari Puskeswan Mojorejo terkait dengan adanya kasus gigitan di Kecamatan Selupu Rejang.
BACA JUGA:3 Pelaku Penganiayaan dengan Senjata Tajam Ditangkap Polisi, 2 Masih di Bawah Umur
"Untuk laporan dari Puskeswan Mojorejo sudah kita terima, anjing yang terinfeksi rabies diduga anjing yang sama, karena korban gigitan memberikan ciri-ciri yang sama,” terang Amrul Eby.
Pasca kejadian tersebut, menurut Amrul Eby pihaknya bersama pihak terkait sudah berupaya menangkap anjing itu. Hanya saja hingga Senin 26 Agustus 2024 pagi anjing yang memiliki ciri-ciri berwarna kuning dengan leher putih tersebut belum berhasil ditangkap.
BACA JUGA:Resmi Bertugas, Ini Daftar 30 Anggota DPRD Rejang Lebong
Agar korban gigitan anjing tersebut tidak bertambah, pihaknya telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk waspada.
"Kami sudah membuat imbauan agar masyarakat hati-hati, mengingat anjing itu masih berkeliaran," jelas Eby.
Sedangkan untuk para korban, sudah ditangani Dinas Kesehatan dan jajarannya. Karena untuk korban sendiri yang menanganinya adalah Dinas Kesehatan, sedangkan pihaknya mengurus untuk hewan atau anjingnya.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Cari Pengelola Parkir Dengan Sistem Modern, Hubungi Dinas Pariwisata
"Untuk korban gigitan yang menanganinya adalah Dinas Kesehatan," imbuh Eby.
Amrul Eby juga mengungkapkan, meskipun anjing gila tersebut berada di daerah Kecamatan Selupu Rejang, namun ia juga meminta masyarakat di kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Rejang Lebong tetap waspada.
Karena menurutnya, saat ini estimasi populasi HPR di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 35 ribu ekor dan dari total populasi HPR tersebut baru 8.750 ekor yang diberi vaksin anti rabies, karena keterbatasan vaksin rabies yang mereka miliki.