BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM - Tiga perangkap harimau dipasang oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung.
Perangkap dipasang di dua lokasi yakni di Kecamatan Pinang Raya ditempatkan 1 perangkap dan di Kecamatan Napal Putih 2 perangkap.
BACA JUGA:Segini Besaran Gaji Polisi Setelah Naik 8% untuk Kategori Tamtama, Bintara dan Perwira
Jika harimau tertangkap, selanjutnya akan direhabilitasi di Taman Wisata Alam (TWA) Seblat.
Rehabilitasi dilakukan karena menurunnya populasi harimau akibat perburuan liar.
Kondisi ini disebabkan harga jual organ tubuh harimau di pasar gelap mencapai ratusan juta rupiah. Terakhir kasus perburuan liar itu terungkap pada 2008 lalu di Kabupaten Seluma.
BACA JUGA:14 Pasang Kandidat Cakada Tes Kesehatan, Termasuk Pasangan Romer dan HM
Dijelaskan Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Bengkulu-Lampung, Said Jauhar, Harimau Sumatera ini merupakan harimau satu-satunya setelah punahnya Harimau Bali dan Jawa yang saat ini populasinya di Sumatera hanya ada sekitar 400 sampai 500 ekor. Sedangkan di Provinsi Bengkulu hanya berkisar 20 ekor.
“Harimau Sumatera saat ini menjadi satu-satunya harimau yang masih ada dan sangat dilindungi populasinya, hal ini setelah punahnya harimau Jawa dan Bali yang memang tidak ditemukan lagi. Kalo se Sumatera ini populasi harimau ini antara 400 sampai 500 ekor saja. Di Bengkulu sekitar 20 ekor,” ujar Said Jauhari.
BACA JUGA:Berencana Beli Rumah Tipe 45? Segini Besaran DP dan Angsuran Kreditnya
Harimau hidup di hutan tidak berdiam diri di satu tempat saja, dan turunnya harimau Sumatera ke wilayah perkebunan warga ini bukan tanpa sebab.
Faktanya di lapangan wilayah Kecamatan Pinang Raya, Napal Putih dan Kecamatan Ulok Kupai bagian timur adalah hutan negara yang merupakan hutan produksi air Ketahun dan hutan produksi konversi air Urai Serangai yang menjadi habitat harimau dan tempat mencari sumber makanan.
BACA JUGA:Utang Bank Belum Lunas tapi Nasabah Meninggal Dunia, Apakah Dianggap Lunas? Begini Aturannya