Keluarga Baud sempat bercerita tentang keberadaan Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro selama di Belanda.
Tongkat ini diberikan pada leluhur Baud pada 1834. Tongkat Pusaka tersebut diterima sebagai hadiah di sebuah periode bergejolak akibat persaingan politik dan hubungan kekuasaan kolonial, menurut situs web Kemendikbud.
BACA JUGA:Caleg Nasdem Suryatati Yakin Anies Bisa Wujudkan Aspirasi dan Tahu Kebutuhan Masyarakat Bengkulu
Sejak ayahanda ahli waris Jean Chretien Baud meninggal dunia pada 2012, tongkat tersebut disimpan di rumah saudara perempuannya bernama Erica.
Pada Agustus 2013, pihak keluarga dihubungi Harm Steven dari Rikjsmuseum yang menyampaikan asal-usul tongkat itu.
Tongkat tersebut diperiksa sejumlah ahli yang memastikan asal-usul benda peninggalan tersebut. Sebagai ahli waris dalam berbagai era sejarah, pihak keluarga sadar betapa pentingnya penemuan ini dan tanggung jawab untuk merawat tongkat pusaka tersebut.
Pihak keluarga kemudian membahas makna dan konteks pemberian tongkat pusaka tersebut dari leluhur. Keputusan mengembalikan tongkat pusaka itu pada Indonesia muncul dalam diskusi.
Pihak keluarga berharap bahwa penyerahan tongkat pusaka Pangeran Diponegoro jadi momentum yang penting secara simbolis dalam memasuki era baru yang diisi dengan saling menghormati, persahabatan, dan kebersamaan.
Tidak hanya tongkat, Raja Belanda Willem Alexander menyerahkan secara langsung sebilah keris milik Pangeran Diponegoro ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2020. Keris pusaka itu diserahkan saat pertemuan Raja Willem dan Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Mengutip kanal News Liputan6, Raja Willem datang bersama Ratu Belanda Maxima ke Istana Bogor, Selasa, 10 Maret 2020. Keris yang selama ini tersimpan di Belanda itu diserahkan secara simbolis usai Raja Willem dan Jokowi memberikan pernyataan pers bersama.
"Keris Pangeran Diponegoro diserahkan oleh Raja Belanda Willem Alexander kepada Presiden @jokowi dalam kunjungan hari ini di Istana Bogor #diplomasi #budayabangsa," tulis Sekretaris Kabinet Pramono Anung di akun Instagram-nya saat itu.
Keris milik Pangeran Diponegoro itu berwarna kuning di bagian sarung, sementara gagangnya berwarna cokelat. Keris itu terbungkus rapi dalam sebuah kotak kaca saat diserahkan Raja Willem ke Jokowi.
Di momen itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut bahwa proses pengembalian keris tersebut sudah cukup lama.
Pemerintah Indonesia dan Belanda menelitinya untuk memastikan bahwa keris itu milik Pangeran Diponegoro.
Bahkan, kata Retno, beberapa minggu sebelum kunjungan Raja Willem, pemerintah Indonesia mengirimkan tim ke Belanda. Tim itu diutus untuk melakukan pengecekan terhadap keris itu.
"Dengan datangnya tim dari Indonesia, sudah dikonfirmasikan keris tersebut adalah keris Diponegoro dan kemudian dikembalikan ke Indonesia," ucapnya. Keris itu didapatkan Belanda saat menangkap Pangeran Diponegoro setelah perang besar pada 1825--1830.