BACA JUGA:Kesaktian Tongkat Komando Pucang Kalak Bung Karno, Terbukti Lolos Tembak Jarak Dekat
Penyerahan tongkat Pangeran Diponegoro digelar di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (6/2/2015) silam.
Kisah Tongkat Cokro Pangeran Diponegoro yang Pernah Disentuh Anies Baswedan
Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro berbentuk setengah lingkaran ini disimpan selama 183 tahun oleh keluarga Baud di Belanda, yang pada 2015 mengembalikannya secara langsung pada pemerintah Indonesia.
Kini, kisah seputar benda peninggalan itu telah menciptakan gelombang spekulasi di media sosial.
Salah satunya menyeruak kepercayaan dari kalangan masyarakat Jawa bahwa orang yang memegang Cakra Pangeran Diponegoro akan jadi pemimpin.
Hal tersebut sempat diamini anggota tim delapan Koalisi Perubahan Sudirman Said.
"Bahwa ada orang yang percaya, ya kita amini saja," ungkapnya di Kantor Sekretariat Perubahan, Jakarta, Rabu, 21 Juni 2023, dikutip dari merdeka.
Saat itu, sejarawan Rushdy Hoesein menjelaskan bahwa ia belum melihat bukti apakah Pangeran Diponegoro memiliki tongkat atau tidak.
"Kalau (tongkat) untuk membantu kondisi fisik dia sih belum pernah lihat saya. Tongkat komando juga enggak pakai dia," ungkapnya pada Jumat, 23 Juni 2023.
Sejarah tongkat pusaka itu pun belum diketahui secara pasti. Dari bukti-bukti yang ada, seperti foto dan lukisan di Museum Diponegoro, tidak pernah muncul Pangeran Diponegoro memiliki tongkat.
Namun, melihat tongkat yang dipegang Anies saat itu, tongkat tersebut bukan tongkat yang dipakai untuk berjalan.
BACA JUGA:Hanya Menggunakan Tongkat, Abu Nawas Bisa Mengungkap Kasus Pencurian
Menurut Rushdy, tongkat tersebut semacam alat kelengkapan perang. Pada bagian atas tongkat terdapat semacam ukiran, di bawahnya tidak ada keistimewaan lain, dan bukan tongkat dengan keris di dalamnya.
Rushdy menyebut tongkat Pangeran Diponegoro kemungkinan besar merupakan alat perang. "Iya (tongkat yang dipegang Anies) sebagai peralatan perang, tapi kan orang Jawa menganggap peralatan perang mempunyai kharisma juga," ujar dia.
Sementara itu, sejarawan Peter Carey mengungkap di "Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855," tongkat tersebut bergelar Ratu Adil Jawa "Erucokro." Tongkat itu katanya dibawa sebagai penamping perjalanan spiritual Pangeran Diponegoro, karena bentuk cakranya menyamai senjata Dewa Wisnu dalam mitologi Jawa.