Namun, saat melihat gerhana matahari yang terjadi di malam hari, tidak jarang kita menjadi terlena sehingga kurang mawas diri. Semakin lama Anda menatap fenomena gerhana matahari, semakin besar pula risiko kerusakan mata.
Selain itu, pupil biasanya akan secara otomatis melebar saat memandang langit mendung. Kondisi ini kemudian akan meningkatkan jumlah sinar UV yang masuk ke retina dan menyebabkan kerusakan.
Maka, dapat disimpulkan bahwa melihat gerhana matahari, baik itu sebagian, cincin, sabit, atau total dengan mata telanjang bisa menyebabkan kebutaan.
Apakah kacamata hitam dapat mencegah kebutaan?
Sayangnya, kacamata hitam saja tidak bisa menghilangkan risiko kebutaan saat menatap gerhana matahari. Pasalnya, sinar UV tetap bisa masuk ke dalam retina dan menyebabkan kebutaan.
Sebenarnya, ada jenis kacamata khusus yang bisa digunakan untuk menangkal intensitas cahaya yang masuk sehingga tidak mengenai retina. Namun, kaca mata ini tidak bisa didapatkan sembarangan dan harus memenuhi standar NASA.
BACA JUGA:LPG 3 Kg Langka, Pertamina Tambah Stok 1.120 Tabung LPG untuk Rejang Lebong
Anda sebaiknya juga tidak melakukan pengamatan terhadap gerhana melalui kamera ponsel. Pasalnya, Anda mungkin tidak sengaja melihat matahari saat mencoba menyejajarkan kamera. Selain itu, paparan sinar UV juga bisa merusak kamera ponsel Anda.
Berikut Cara Mengamati Gerhana Matahari 2023
Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, Indonesia hanya akan dilalui jalur gerhana Matahari total.
“Sedangkan di kedua ujung gerhana itu yang terletak di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, itu yang akan mengalami gerhana Matahari cincin,” kata dia.
Andi menuturkan, terdapat dua cara untuk mengamati GMT maupun GMS dalam rangkaian fenomena gerhana Matahari hibrid 2023 ini.