Menurut AKP Affandi, proses pembinaan dilakukan dengan melibatkan pihak sekolah, orang tua, serta pihak desa.
"Para pelajar tersebut dilakukan pembinaan karena mereka masih di bawah umur, disaksikan oleh pihak sekolah, orang tua, dan pihak desa," jelasnya.
Pembinaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pelajar mengenai bahaya miras dan pentingnya menjaga perilaku, baik di dalam maupun di luar sekolah.
Selain itu, orang tua juga diberi peringatan agar lebih memperhatikan pergaulan anak-anak mereka, khususnya di luar jam sekolah.
Melalui pendekatan ini, diharapkan para pelajar yang terlibat dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi tindakan serupa di masa mendatang.
BACA JUGA:CPNS 2024 Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk Lulusan SMK, Ini Jurusan yang Dicari
Reaksi Masyarakat
Kejadian ini memicu banyak reaksi dari masyarakat, terutama di kalangan orang tua yang merasa khawatir dengan maraknya pesta miras di kalangan pelajar.
Banyak yang menyayangkan tindakan para siswa tersebut, yang tidak hanya mencemarkan nama baik sekolah, tetapi juga merusak masa depan mereka sendiri.
Perilaku ini dianggap sebagai bentuk kenakalan remaja yang semakin mengkhawatirkan, terutama dengan adanya pengaruh buruk dari lingkungan dan pergaulan.
Beberapa warganet yang menonton video penggerebekan tersebut juga mengungkapkan rasa prihatin mereka di kolom komentar.
"Kasihan orang tuanya, taunya anak-anak mereka sekolah, ternyata malah ikut pesta miras," tulis salah satu pengguna media sosial. Ada pula yang meminta pihak sekolah dan pemerintah daerah untuk lebih aktif dalam memberikan edukasi mengenai bahaya miras dan kenakalan remaja.
BACA JUGA:Pelamar CPNS 2024 di Sekretariat Jenderal MPR Masih Sepi Peminat, Cek Rincian Formasinya
Selain itu, masyarakat sekitar Desa Marikangen juga berharap agar rumah kosong yang menjadi lokasi pesta miras tersebut segera ditangani oleh pihak berwenang.