Tes DNA berupa uji forensik umumnya digunakan untuk mengetahui identitas orangtua dari seorang anak. Bisa juga untuk mengidentifikasi jasad atau bagian tubuh korban bencana alam, seperti tsunami atau kebakaran.
Nah, kesimpulannya, tes DNA bukan cuma digunakan untuk menelusuri asal-muasal nenek moyang saja. Sebab, tes DNA memiliki banyak kegunaan, terutama dalam dunia medis.
BACA JUGA:Selain dari Darah, Ternyata Tes DNA juga Bisa Diambil dari Sampel Ini
Prosedur Tes DNA
Dikutip dari iik.ac.id, berikut adalah prosedur Tes DNA yang perlu kamu ketahui.
1. Pengumpulan Sampel
Tes dimulai dengan pengumpulan sampel DNA yang biasanya berupa darah, air liur, rambut, kulit, atau jaringan tubuh lainnya. Prosedur pengambilan sampel ini harus dilakukan dengan hati-hati dan steril untuk memastikan integritas DNA.
Saat ini, metode pengambilan sampel yang non-invasif seperti, swab pipi telah banyak digunakan.
BACA JUGA:Kondisi Lagi Genting, Para Preman Ini Malah Hadang Petugas Damkar yang Menuju Lokasi Kebakaran
2. Melakukan Ekstraksi Sel
Setelah sampel dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah ekstraksi DNA. Proses ini melibatkan pemisahan DNA dari komponen seluler lainnya. Metode ekstraksi bervariasi tergantung pada jenis sampel yang digunakan.
Secara umum, proses ini melibatkan penghancuran sel, pemisahan membran sel, dan pemisahan DNA dari protein dan molekul lainnya.
BACA JUGA:Peluang Besar, Seleksi CPNS 2024 di Seluma untuk Formasi Dokter Spesialis Minim Pelamar
3. Amplifikasi DNA
Sampel DNA yang diekstraksi seringkali hanya mengandung jumlah yang sangat kecil dari materi genetik. Oleh karena itu, langkah berikutnya adalah amplifikasi DNA.
Metode yang umum digunakan adalah reaksi berantai polimerase (PCR). Proses PCR mengamplifikasi secara selektif wilayah DNA yang spesifik sehingga jumlah DNA yang cukup untuk analisis lebih lanjut dapat diperoleh.