"Situs Gerincing ini dapat disebut sebagai situs kawasan budaya yang tempatnya tidak jauh dari permukiman warga sehingga tempatnya masih terjaga," tutur Yanda.
BACA JUGA:Makin Diminati, Tapi Sebelum Beli, Ini Kelebihan dan Kelemahan Mobil Listrik
Berbicara tentang Cagar Budaya kata Yanda, berbagai macam peninggalan sejarah dimulai dari bentuk benda seperti keris, patung dan ada juga bangunan yakni Rumah. Di seluma ini lanjutnya banyak terdapat yaitu situs kawasan seperti makam dikeramatkan atau dipercayai mempunyai sejarah.
"Kabupaten Seluma masih banyak terdapat situs sejarah kawasan bentuknya makam atau tempat yang dipercayai punya sejarah panjang, dan itu bisa dijadikan potensi sebagai wisata religi," pungkas Yanda.
Itulah mengenai situs bersejarah yang ada di Seluma. Sementara itu, tak hanya situs bersejarah, Kabupaten Seluma juga menyimpan banyak adat istiadat yang masih melekat kental hingga saat ini.
BACA JUGA:Racun Tersembunyi! Ini Bahaya Telur Ikan Aligator Gar Bagi Kesehatan Manusia
Adat di Seluma
Berikut beberapa adat dari Seluma yang masih melekat oleh masyarakat:
1. Nujuh Likur
Tradisi Nujuh Likur merupakan tradisi tahunan yang masih aktif di Kabupaten Seluma, ciri khas dari tradisi ini yaitu dibakarnya tempurung kelapa yang telah disusun secara bertumpuk, biasanya tempurung ini diletakkan di halaman rumah warga atau masjid terdekat dengan bertujuan untuk menerangani dikala malam.
Dalam penerapannya, tradisi ini dilakukan pada hari ke 27 bulan Ramadhan setiap tahunnya, atau mendekati/menjelang perayaan idul fitri.
Tradisi ini sudah diteruskan secara turun temurun oleh masyarakat adat suku Serawai di Kabupaten Seluma, terutama saat menjelang malam lailatul qadar atau malam seribu bulan.
BACA JUGA:Ini Klarifikasi Oknum Grab Bengkulu yang Turunkan Paksa Selebgram Ulianaci, Akui Tak Ada Niat Jahat
Dahulunya tradisi ini digunakan sebagai penerang jalan, karena pada zaman dahulu penerangan masih minim, sehingga jika ada penerangan masyarakat dapat dengan tenang berlomba lomba mengumpulkan pahala pada malam Lailatur Qadar hingga menjelang malam takbiran.
Pada tahun 2023 lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) berusaha melestarikan kembali adat tersebut dengan menyelenggarakannya secara besar besaran. Mulai dari warga Kecamatan Sukaraja hingga Kecamatan Semidang Alas Maras (SAM) dianjurkan untuk mengikuti tradisi nujuh likur ini.
Sebagai pusat penyelenggaraan, Pemkab Seluma mengajak seluruh OPD jajaran untuk merayakannya di Masjid Baitu Falihin Kelurahan Pasar Tais dan berlangsung meriah.