2 Zona Merah Gempa Megathrust di Indonesia, BMKG Bilang Tinggal Tunggu Waktu

Minggu 22-09-2024,10:22 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Septi Widiyarti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - 2 zona merah gempa Megathrust di Indonesia, BMKG bilang tinggal tunggu waktu .

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebagai pihak berwenang, telah menetapkan ada dua zona merah yang masuk dalam potensi Gempa Megathrust di Indonesia.

BACA JUGA:Batu Petir Seperti Milik Dukun Ponari, Banyak Dibuat Batu Akik, Ini Khasiat dan Harganya

Diketahui, isu gempa megathrust kembali menjadi perhatian publik di Indonesia. Kekhawatiran masyarakat semakin meningkat mengingat potensi Gempa Megathrust di Indonesia, khususnya di dua zona utama; Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

Dilansir dari bertuahpos.com, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan jika pada kedua zona ini diketahui sudah lama tidak terjadi gempa.

“Kedua zona ini sudah lama tak terjadi gempa (seismic gap),” ujar Daryono.
Artinya potensi terjadinya gempa dalam skala besar semakin mungkin. “Gempa dari dua zona megathrust itu tinggal menunggu waktu,” tambahnya.

Untuk informasi, megathrust, merupakan fenomena yang memiliki siklus tersendiri, biasanya dalam rentang waktu ratusan tahun. Namun, BMKG sendiri belum bisa memprediksi dengan tepat kapan gempa besar tersebut akan terjadi.

BACA JUGA:9 Ide Jualan Makanan Rp 1000-an untuk Anak SD, Dijamin Laris Manis

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya persiapan dan mitigasi bencana untuk menghadapi potensi gempa besar ini.

“Isu Gempa Megathrust bukanlah hal baru. Namun, BMKG terus mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah segera melakukan mitigasi, bukan sekadar membicarakannya,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, dikutip Sabtu, (21/9/2024).

BMKG telah melakukan berbagai langkah antisipasi terhadap ancaman megathrust. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memasang sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS) yang diarahkan langsung ke zona-zona megathrust.

“InaTEWS dipasang khusus untuk memantau potensi gempa megathrust dan memitigasi dampaknya,” jelas Dwikorita.

BACA JUGA:Meriani Kukuhkan Kepengurusan Laskar Rejang Bersatu (LRB) Periode 2024-2027

Selain itu, BMKG juga fokus pada edukasi masyarakat, baik lokal maupun internasional. Dwikorita menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, hingga shelter tsunami.

Sebagai bagian dari komunitas Indian Ocean Tsunami Information Center, yang berpusat di kompleks BMKG, lembaga ini juga turut berkontribusi dalam mengedukasi 25 negara di wilayah Samudra Hindia terkait kesiapsiagaan menghadapi gempa dan tsunami.

Kategori :