Gempa Megathrust di Indonesia daerah Mentawai-Siberut merupakan ancaman serius lainnya yang diprediksi oleh BMKG. Zona ini memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum 8,9, lebih besar dari Selat Sunda.
Segmen Mentawai-Siberut memiliki panjang 200 km dan lebar 200 km, dengan slip rate 4 cm per tahun.
Sejarah mencatat bahwa gempa Megathrust di Indonesia daerah Mentawai-Siberut pernah terjadi pada tahun 1797 dengan M8,7 dan pada 1833 dengan M8,9. Rentang waktu yang panjang sejak gempa besar terakhir meningkatkan kekhawatiran akan akumulasi energi yang signifikan di zona ini.
Melansir dari keterangan BMKG, "Meski para ahli mampu menghitung perkiraan Magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, akan tetapi teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut."
BACA JUGA:9 Ide Jualan Makanan Rp 1000-an untuk Anak SD, Dijamin Laris Manis
3. Megathrust Jawa Barat
Gempa Megathrust di Indonesia daerah Jawa Barat juga menjadi perhatian serius dalam prediksi BMKG. Zona ini memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum 8,8. Segmen Jawa Barat memiliki panjang 320 km dan lebar 200 km, dengan pergeseran 4 cm per tahun.
Sejarah mencatat bahwa gempa Megathrust di Indonesia daerah Jawa Barat pernah terjadi pada tahun 1903 dengan M8,1 dan pada 2006 dengan M7,8. Meskipun gempa besar terakhir terjadi relatif belum lama, potensi akumulasi energi di zona ini tetap perlu diwaspadai.
Melansir dari laman BPBD DIY, Indonesia memiliki beberapa zona megathrust di zona subduksi aktif, termasuk "Subduksi Sunda (Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba)." Ini menunjukkan bahwa daerah Jawa Barat merupakan bagian dari sistem megathrust yang lebih besar dan kompleks.
BACA JUGA:Daftar Batu Akik Indonesia Paling Mahal, Ada yang Terjual Rp 20 Miliar
4. Megathrust Jawa Tengah-Jawa Timur
Gempa Megathrust di Indonesia daerah Jawa Tengah-Jawa Timur memiliki potensi yang sangat besar menurut prediksi BMKG. Zona ini diperkirakan dapat menghasilkan gempa dengan magnitudo maksimum 8,9. Segmen ini memiliki panjang 440 km dan lebar 200 km, dengan slip rate 4 cm per tahun.
Sejarah mencatat bahwa gempa Megathrust di Indonesia daerah Jawa Tengah-Jawa Timur pernah terjadi pada tahun 1916 dengan M7,2 dan pada 1994 dengan M7,8.
Meskipun tidak sebesar potensi maksimumnya, gempa-gempa ini menunjukkan aktivitas seismik yang signifikan di wilayah tersebut.
Daryono dari BMKG menegaskan, "Kami berharap upaya dalam memitigasi bencana gempa bumi dan tsunami tersebut dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim."
BACA JUGA:Sebelum Dibebaskan dari Sandera di Papua, Ternyata Kapten Philip Pilot Susi Air Sempat Minta Hal Ini