Penjelasan Ilmiah Hujan Panas
Fenomena hujan panas dapat dijelaskan dengan beberapa kemungkinan ilmiah.
Pertama, hujan panas bisa terjadi karena awan hujan yang menutupi suatu wilayah berukuran tidak terlalu besar, sehingga matahari masih bisa menyinari dari sisi lainnya.
BACA JUGA:Daftar Batu Akik Indonesia Paling Mahal, Ada yang Terjual Rp 20 Miliar
Kedua, hujan panas bisa terjadi karena awan hujan yang berukuran besar namun tidak stabil dan memiliki celah atau lubang, sehingga cahaya matahari masih bisa tembus melalui celah-celah tersebut.
Dengan kata lain, hujan panas terjadi ketika ada celah yang memungkinkan matahari menyinari suatu wilayah, sehingga kita bisa merasakan kedua kondisi tersebut secara bersamaan.
Fenomena ini biasanya terjadi saat pagi atau sore hari ketika sudut datang cahaya matahari dari samping, jarang terjadi di tengah hari ketika matahari berada tepat di atas kepala karena kemungkinan cahaya matahari tidak tertutupi awan hujan sangat kecil.
BACA JUGA:2 Zona Merah Gempa Megathrust di Indonesia, BMKG Bilang Tinggal Tunggu Waktu
Hujan Panas di Berbagai Negara
Fenomena hujan panas tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lainnya.
Di beberapa negara, hujan panas dikaitkan dengan berbagai mitos yang berbeda.
Misalnya, di Jepang, hujan panas disebut "kitsune no yomeiri" yang berarti pernikahan rubah, yang juga memiliki konotasi supranatural.
Namun, seperti di Indonesia, mitos-mitos ini tidak memiliki dasar ilmiah.
BACA JUGA:Duka Seorang Ibu, Bayi 3 Bulan Meninggal Usai Jadi Korban Jambret
Hujan Panas dan Pelangi
Secara ilmiah, hujan panas sebenarnya meningkatkan kemungkinan terjadinya pelangi setelah hujan.