Saat mengemudikan kendaraan, kamu mungkin pernah melupakan semua yang sudah kamu lewati dalam tiga kilometer terakhir.
Keadaan ini menunjukan bahwa otakmu sedang berada dalam keadaan terhipnotis dan ini merupakan bagian dari perawatan rutin yang dilakukan oleh otak manusia.
Sayangnya, meski hipnotis adalah hal yang normal dan tidak membahayakan, masih ada pro-kontra mengenai pengobatan ini.
BACA JUGA:Siswa SMK Ini Diduga Kena Hipnotis dengan Modus Rating Ojol, Tiba-tiba HP Raib
Lantas, mengapa kita bisa terhipnotis?
Hipnotis pada dasarnya bekerja dengan mengubah aktivitas di otak yang berhubungan dengan kewaspadaan atau perhatian.
Saat kamu sudah berada dalam pengaruh hipnotis, tingkat konsentrasi dan fokusmu jadi berlipat ganda sehingga kamu lebih mudah menerima sugesti.
Dengan begitu, tujuan awal hipnotis jadi mudah tercapai karena kamu sedang berada dalam kondisi fokus yang tinggi dan jadi lebih terbuka pada berbagai sugesti yang dalam keadaan normal mungkin akan kamu abaikan.
BACA JUGA:Viral Video CCTV Diduga Teller Bank Dihipnotis Emak-emak, Tukar Uang Rp 600 Ribu Jadi Rp 6 Juta
Karena itu, saat berada dalam keadaan terhipnotis kamu mungkin saja mengikuti semua hal yang disuruh oleh pihak yang menghipnotismu.
Misalnya jika kamu perokok dan ingin berhenti merokok, setelah dihipnotis kamu bisa saja percaya bahwa rokok adalah hal yang amat sangat buruk.
Sementara, dilansir dari lama Gramedia.com, para peneliti di Harvard telah mempelajari otak 57 orang yang sedang terhipnotis.
BACA JUGA:Hati-hati! Modus Penipuan Hipnotis Kembali Muncul di Jakarta, Kenali Ciri-cirinya Berikut Ini
Setelah penelitian dilakukan mereka menemukan bahwa selama hipnotis berlangsung dua area otak yang berfungsi untuk memproses serta mengendalikan yang terjadi pada tubuhmu memiliki aktivitas yang lebih besar.
Sementara itu, di area otak yang bertanggung jawab mengatur tindakan yang dilakukan tubuhmu, serta area yang membantumu menyadari tindakan tersebut justru terputus.
Artinya, ketika kamu berada dalam pengaruh hipnotis sebenarnya kamu tahu apa yang sedang terjadi namun tubuhmu tidak bisa memberikan respon yang kamu inginkan.