BACA JUGA:Jelang Malam, Rumah Warga Anggut Atas Ludes Terbakar
3. Facebook
Masih dari Meta, medsos yang menempati urutan ketiga pada daftar ini adalah Facebook. Sampai awal tahun 2024 lalu, dilaporkan bahwa medsos tersebut digunakan oleh 80,6% responden.
Sebelum sebesar sekarang, awalnya Mark Zuckerberg membuat situs web bernama FaceMash untuk membantu mahasiswa Harvard berinteraksi satu sama lain.
Akan tetapi, karena peminatnya tinggi, laki-laki itu mendapatkan modal untuk mengembangkan situs web tersebut. Seiring berjalannya waktu, ia berhasil men-develop FaceMash yang kemudian berganti nama menjadi Facebook.
BACA JUGA:Situasi Darurat, Pria Ini Ngotot Minta Ambulans Menepi, Alasannya Karena Ini
4. TikTok
TikTok alias medsos asal Tiongkok yang membuat sebagian besar masyarakat Indonesia kegandrungan ini menempati posisi keempat dengan jumlah responden yang mampu menembus angka 73,5%.
Sebenarnya, TikTok sudah ada sejak tahun 2017 lalu. Kendati demikian, sewaktu pertama kali masuk ke Indonesia, aplikasi tersebut dianggap kurang cocok untuk masyarakat negeri ini.
Ketika pandemi melanda, pengguna TikTok langsung melejit. Ribuan brand memanfaatkan peran influencer di medsos itu dan mampu mencetak pendapatan bernilai fantastis.
Selain memberikan ruang kepada para creator untuk mengekspresikan diri melalui video dan foto, TikTok turut menghadirkan TikTok Shop untuk para seller yang hendak berdagang secara online.
BACA JUGA:Jelang Malam, Rumah Warga Anggut Atas Ludes Terbakar
5. Telegram
Jika dibandingkan dengan Instagram dan TikTok, Telegram sebenarnya lebih menyerupai WhatsApp yang berfokus pada fungsi tukar pesan. Medsos satu ini menempati posisi kelima dengan persentase pengguna sebanyak 61,3%.
Telegram merupakan medsos asal Rusia yang dirilis pada tahun 2013. Tak hanya room chat, Telegram turut menyediakan fitur anonymous chat dan broadcast channel yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna.
BACA JUGA:Jelang Malam, Rumah Warga Anggut Atas Ludes Terbakar
6. X (Twitter)
Meskipun sudah berganti nama dan mengalami banyak perubahan sejak dibeli oleh Elon Musk, berdasarkan data, ternyata persentase pengguna medsos ini masih berada di angka 57,5%, lho!
Medsos berbasis teks ini biasanya digunakan untuk menyebarkan informasi dan pendapat secara masif. Fyi, lembaga besar seperti BMKG kerap menggunakan X untuk menyebarkan info perihal gempa dan tsunami, loh.
BACA JUGA:Situasi Darurat, Pria Ini Ngotot Minta Ambulans Menepi, Alasannya Karena Ini