Itu artinya bahwa, perbandingan kulit bumi dan api yaitu terdapat dalam kulitnya, seperti kulit semangka dengan isinya yang di makan.
BACA JUGA:Awas Keracunan, Hindari 5 Jenis Makanan Ini Dimakan Berbarengan dengan Telur
Oleh sebab itu, sekarang kita sebenarnya berada di atas api yang besar, yakni pada di laut atau daratan yang sebenarnya berada pada bawah kita adalah penuh dengan api dan laut yang telah tertutupi dengan kulit bumi dari segala penjurunya.
Menurut Jumhur, maksud dalam ayat ini adalah laut bumi. Akan tetapi, mereka pendapat yang berbeda dalam kata “masjur”, salah satu pendapatnya adalah berarti: Api yang dinyalakan pada hari Kiamat.
Seperti dalam Al-quran:
وَاِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ
Artinya: Dan apabila lautan dijadikan meluap. (Al-Infitar [82]: 3)
Fakta Ilmiah Fenomena Api Pada Dasar Air Laut
Fenomena api pada dasar air laut ini, mulai terbukti secara ilmiah. Ketika dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuvi Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (As) Rona Clint.
BACA JUGA:Makan Nasi Goreng Campur Timun Bisa Ternyata Sebabkan Penyakit Saraf hingga Kanker, Yuk Simak
Mereka telah meneliti tentang kerak bumi dan patahannya yang berada pada dasar laut.
Pertengahan tahun 1990-an, mereka menyelam pada dasar laut menggunakan kapal selam sedalam 1.750 km lepas pantai Miami.
Pada darat laut itulah mereka terkejut dengan fenomena aliran air yang sangat panas mengalir pada arah retakan batu.
Pada aliran air itu bersama dengan semburan lava cair panas yang menyembur layaknya api pada daratan, serta debu vulkanikyang ikut layaknya asap kebakaran. Panas suhu api vulkanis dalam air tersebut mencapai 231 derajat celcius.
Fenomena alam yang terjadi adalah akibat aliran lava vulkanis yang terjadi pada dasar laut seperti halnya gunung api pada daratan.
Para ilmuwan menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif pada bawah laut, yang tersebar pada seluruh lautan.