Struktur pasar yang monopsoni, di mana hanya sedikit perusahaan besar yang membeli sawit dari petani, dapat menyebabkan harga TBS yang diterima petani bervariasi.
Dalam beberapa kasus, perusahaan perkebunan besar bisa mengeksploitasi petani kecil dengan menetapkan harga beli yang lebih rendah.
Faktor Kenaikan Harga Sawit
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kenaikan harga sawit di pasar, seperti:
- Penurunan Produksi
Produksi kelapa sawit di Indonesia dapat terganggu oleh cuaca, terutama saat musim hujan di Sumatera dan kemarau panjang di Kalimantan.
- Permintaan CPO Malaysia
Kenaikan permintaan minyak sawit dari Malaysia juga berpengaruh terhadap harga sawit di Indonesia.
BACA JUGA:Terbesar di Provinsi Bengkulu, KPU Seluma Tetapkan Maksimal Dana Kampanye Rp 93 Miliar
- Kebijakan Bahan Bakar Nabati
Kebijakan pemerintah di berbagai negara yang mendukung penggunaan bahan bakar nabati, seperti di Brazil, turut mempengaruhi harga sawit.
- Jenis Biodiesel Baru
Kemunculan jenis biodiesel baru, seperti Diesel Terbarukan dan Sustainable Aviation Fuel (SAF), turut menjadi faktor yang mendorong kenaikan permintaan CPO di pasar global.
Harga sawit di Sumatera Selatan pada 29 September 2024 mengalami kenaikan yang signifikan, terutama untuk sawit berusia 10-20 tahun yang mencapai Rp 2.945,04/Kg.
Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk permintaan global, cuaca, serta kebijakan terkait bahan bakar nabati.
Sheila Silvina