Aksi Heroik Bastian Firjon, Remaja Disabilitas Pembuka Jalan untuk Ambulans

Selasa 01-10-2024,16:28 WIB
Reporter : Sheila Silvina
Editor : Septi Widiyarti

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Aksi heroik Bastian Firjon, remaja disabilitas pembuka jalan untuk ambulans.

Seorang remaja berusia 13 tahun, Bastian Firjon, menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah videonya membantu membuka jalan untuk ambulans gawat darurat di tengah kemacetan viral.

BACA JUGA:Cara Daftar KIP Kuliah Kemenag 2024, Ini Syarat yang Diperlukan

Aksi heroik remaja disabilitas ini terjadi di Jalan Gatot Subroto, Kota Tangerang, pada Minggu, 29 September 2024, sekitar pukul 17.30 WIB.

Dalam video yang diunggah melalui akun TikTok @olenk_doank, Bastian terlihat mengawal ambulans dengan melambai-lambaikan tangan, meski tampak kesulitan berlari di tengah kerumunan kendaraan yang padat.

Remaja yang akrab disapa Babas tersebut, meskipun memiliki keterbatasan fisik, tidak gentar dalam membantu membuka jalan.

BACA JUGA: Harga dan Spesifikasi Terbaru Daihatsu New Terios 2024 dengan Fitur Tambahan Wireless Charger

Ia dengan sigap berusaha menghentikan kendaraan-kendaraan yang menghalangi laju ambulans. Aksi ini langsung menuai banyak pujian dari netizen yang menyaksikan keberanian dan ketulusan hati Babas dalam membantu ambulans yang membawa pasien dalam keadaan darurat.

Perjalanan Hidup Babas yang Tidak Mudah

Babas bukan hanya dikenal karena aksinya yang viral, tetapi juga karena latar belakang hidupnya yang penuh tantangan.

Di usia muda, Babas harus menghadapi kehidupan yang keras setelah kehilangan kedua orang tuanya. Babas adalah seorang anak yatim piatu yang kini tinggal bersama neneknya dan seorang adik yang masih berusia 3 tahun.

BACA JUGA:Koordinasi ke APH, Dikbud Bengkulu Selatan Terima Laporan dan Bukti Pemotongan Dana PIP di Sekolah

Kehidupan sehari-harinya penuh perjuangan, karena Babas dan keluarganya hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit.

Setiap hari, Babas bekerja sebagai juru parkir di salah satu kawasan pertokoan di Kota Tangerang untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.

Ia juga membantu menyeberangkan pejalan kaki serta memarkirkan kendaraan para pengendara. Meskipun masih muda, Babas harus putus sekolah saat baru menginjak kelas 5 SD karena keterbatasan ekonomi.

"Ibu sama bapak saya sudah meninggal, saya tinggal sama nenek, dan adik yang masih kecil. Karena kondisi ini, saya putuskan untuk tidak sekolah pas mau kelas 5 SD. Dari situ, saya tiap hari bekerja parkirin mobil, dan cuma dapat penghasilan dari parkirin doang," kata Babas dalam sebuah wawancara di Tangerang, Senin, 30 September 2024.

Kategori :