Proses pembuatan tuak adalah hal yang memerlukan ketelitian dan keterampilan. Menurut Shigehiro dalam jurnalnya yang berjudul Tuak in the Toba Batak Society, pembuatan tuak melibatkan langkah-langkah yang cukup kompleks, berikut caranya:
1. Penyadapan Nira
Penyadapan dimulai dengan memukul tandan mayang berulang kali menggunakan alat kayu yang disebut balbal-balbal. Proses ini dilakukan selama beberapa minggu untuk merangsang keluarnya nira.
Setelah itu, ujung tandan dibungkus dengan bahan alami seperti kapur sirih atau keladi yang telah ditumbuk.
2. Pengumpulan Nira
Nira yang keluar kemudian ditampung dan disimpan dalam wadah yang bersih. Penting untuk memastikan nira tidak terkontaminasi agar rasa dan kualitas tuak tetap terjaga.
3. Fermentasi
Setelah nira dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah fermentasi. Nira yang telah ditampung diuji rasa, dan jika rasa sudah pas, nira akan dimasukkan ke dalam bak fermentasi yang disebut raru.
Proses fermentasi ini membutuhkan waktu yang bervariasi, tergantung pada kondisi lingkungan dan jenis bahan baku yang digunakan.
4. Penyajian
Setelah proses fermentasi selesai, tuak siap untuk disajikan. Tuak biasanya disajikan dalam wadah tradisional, seperti kendi atau gelas kecil, dan sering kali dinikmati bersama makanan.
BACA JUGA:Bawaslu Mukomuko Terima 5 Laporan Dugaan Pelanggaran Pilkada, 4 Laporan Soal Netralitas ASN
Tuak dalam Upacara Adat
Di kalangan masyarakat Batak, tuak memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat. Tidak hanya sekadar minuman, tuak menjadi simbol penghormatan dan kehadiran dalam ritual-ritual penting.
Dalam konteks ini, tuak menjadi sajian untuk roh nenek moyang atau orang yang telah meninggal.
1. Upacara Manuan Omppuompu
Dalam acara ini, tuak disajikan sebagai penghormatan kepada roh nenek moyang. Setelah penguburan, tuak diberikan dalam acara yang disebut manuan ompu-ompu, sebagai simbol harapan agar roh nenek moyang mendapatkan tempat yang baik.
BACA JUGA:Sering Dianggap Sama, Ternyata Ini 6 Perbedaan Antara Menabung dan Investasi yang Harus Diketahui
2. Acara Manulangi
Pada acara ini, tuak juga disajikan sebagai bagian dari ritual pemberian makanan kepada orang tua. Dalam kepercayaan masyarakat Batak, air dan tuak memiliki makna simbolis yang mendalam, di mana air melambangkan kejernihan dan tuak melambangkan kekuatan.
BACA JUGA:KPU Seluma Gelar Pelantikan PAW Anggota PPS, Ini Alasan 2 Anggota PPS Sebelumnya Mengundurkan Diri
3. Tuak Tangkasan
Ini adalah jenis tuak pilihan terbaik yang disajikan dalam acara-acara penting. Tuak tangkasan diberikan kepada hula-hula (keluarga dari pihak perempuan) sebagai tanda penghormatan dan ikatan sosial.
BACA JUGA:Viral Sosok Food Vloger Ini Kena Blacklist Usai Review Makanan di Sebuah Warung Rawon, Emang Ada Apa
Jenis-jenis Tuak
Tuak dapat dibedakan menjadi dua jenis utama berdasarkan kandungan alkohol dan rasanya: