Penting bagi sekolah dan orang tua untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak mengenai cara menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih konstruktif.
Lima Saksi Diperiksa
Sebagai bagian dari penyelidikan, pihak kepolisian telah memeriksa lima orang saksi untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang terjadi selama perkelahian tersebut.
BACA JUGA:Anggota PPS Laporkan Ketua RW Dugaan Pelecehan Seksual, Begini Kronologinya
“Kami sudah melakukan pemeriksaan kepada lima orang saksi,” tambah Gogo. Penyidikan ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan yang akurat dan objektif, serta mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan untuk melanjutkan proses hukum terhadap pelaku.
Hal ini menegaskan betapa pentingnya peran saksi dalam proses hukum, karena mereka dapat memberikan informasi yang krusial untuk memahami keseluruhan kejadian.
Saksi juga dapat membantu mencegah penyebaran rumor dan memberikan penjelasan yang jelas tentang situasi yang sebenarnya.
BACA JUGA:7 Ciri-ciri Istri Selingkuh Menurut Psikologi, Ini Penyebabnya
Korban dan Pelaku Berkelahi
Sebelum insiden ini terjadi, AAP ditarik oleh kakak kelasnya dan beberapa siswa lainnya dari area sekolah. Berdasarkan keterangan dari ayah korban, M (49), AAP dipukul hingga tidak sadarkan diri setelah di bawa keluar dari pagar sekolah.
“Saksi yang mengetahui kejadian ini kemudian melaporkan ke pihak sekolah,” jelas M. Peristiwa tersebut berlangsung pada hari Selasa, 8 Oktober, sekitar pukul 11.45 WIB.
Setelah insiden itu, pihak sekolah segera mengambil tindakan dengan menghubungi keluarga dan membawa AAP ke RSUD Budi Asih untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Di sinilah terungkap bahwa pelaku, berinisial N, turut serta dalam membawa korban ke rumah sakit, sebuah fakta yang menarik perhatian banyak pihak.
BACA JUGA:Pasca Kecelakaan Maut yang Tewaskan 2 Orang, Owner Pallubasa Serigala Jadi Tersangka, Ini Alasannya
Pelaku Antar Korban ke RS
Seiring dengan perkembangan situasi, diketahui bahwa N bukan hanya terlibat dalam perkelahian, tetapi juga merupakan orang yang mengantar AAP ke rumah sakit.
“Murid yang membawa ke rumah sakit ada satu orang yang mengaku sebagai pelaku (berinisial N) dan itu dibenarkan oleh guru sekolah tersebut,” ujar ayah korban. Tindakan ini menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai sikap pelaku setelah melakukan tindakan kekerasan.
Apakah ini menunjukkan rasa penyesalan dari N, ataukah ada alasan lain di balik keputusannya untuk mengantar AAP ke rumah sakit? Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi bagian dari penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
BACA JUGA:Polisi Selidiki Video Pembegalan Beredar di Medsos, Polres Minta Korban Lakukan Ini