BACA JUGA:Rincian Formasi PPPK 2024 untuk Lulusan SMA di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Ini Syarat Daftarnya
Sang anak menjadi sangat lemas, tidak mau makan, dan tidak minum, sehingga harus segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD).
LK menyebutkan bahwa dokter yang menanganinya mengatakan bahwa EL tidak memiliki hormon kortisol yang cukup, akibat penggunaan obat Deksametason dalam jangka panjang.
"Bayangin gara-gara pemakaian obat deksa selama 1 tahun yang menekan andrenocorticotropic hormon anakku sehingga tidak bisa menghasilkan hormon kortisol tersebut," ungkap LK dengan nada penuh kekhawatiran.
BACA JUGA:Viral! Influencer Ini Dirujak Netizen Gegara Buka Jastip Sushi dari Bali, saat Dicoba Ternyata Basi!
Proses Hukum
Tidak terima dengan perlakuan keji yang dilakukan oleh NR terhadap anaknya, LK memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Polda Jawa Timur.
Langkah hukum ini diambil LK untuk mencari keadilan atas penderitaan yang dialami anaknya, sekaligus untuk mencegah kejadian serupa terulang pada orang lain.
Saat dikonfirmasi oleh media, Dirreskrimum Polda Jawa Timur Kombes Farman membenarkan adanya laporan kasus ini.
Menurutnya, pihak kepolisian saat ini sedang melakukan penyidikan mendalam untuk mengungkap kebenaran kasus tersebut. "Kami telah memeriksa 12 saksi untuk mendalami kasus ini," kata Kombes Farman.
BACA JUGA:Daftar Formasi PPPK 2024 di Kementerian BUMN untuk Lulusan SMA hingga S1
Penyidikan terus dilakukan, termasuk pemanggilan saksi-saksi yang dianggap mengetahui lebih banyak tentang kasus ini.
NR, sebagai tersangka utama, juga akan segera diperiksa lebih lanjut untuk mempertanggungjawabkan tindakannya.
Peringatan bagi Orang Tua
Kejadian ini tentu saja menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang tua yang mempercayakan anak-anak mereka kepada pengasuh atau baby sitter.
LK sendiri menekankan bahwa pengawasan yang lebih ketat dan teliti terhadap orang yang merawat anak sangat penting.